TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Suasana markas pusat Perguruan Beladiri dan Kebatinan Sandhi Murti Indonesia (SMI) di Jalan Tukad Citarum, Denpasar, Rabu (27/4/2016) malam mencekam.
Semua lampu dipadamkan sehingga suasana menjadi gelap gulita.
Pinisepuh Sandhi Murti, Gusti Ngurah Harta meminta ratusan undangan yang hadir untuk tenang.
"Harap tenang, dan jaga diri masing-masing. Awas ya, saya mau kirim bebai dan santet, biar tahu yang namanya bebai dan santet, bahwa ini ada," ujar Ngurah Harta dengan nada setengah serius dan setengah bercanda.
Peringatan Ngurah Harta yang dikenal sebagai praktisi ilmu kebatinan ini tentu saja membuat suasana di markas dengan halaman luas itu mencekam.
Dalam suasana gelap dan hening, Ngurah Harta pun beraksi, mengirimkan ilmu bebai dan santetnya.
"Awas, yang di bagian belakang waspada, itu bebai dan santetnya sedang berputar-putar cari sasaran," ujarnya, menambah suasana mencekam.
Tak berapa lama, suasana menjadi tegang.
Seorang pria memukul pintu gerbang dengan keras sambil kerasukan dan berteriak-teriak keras.
Pria yang sudah terkena bebai ini kemudian diamankan sejumlah anggota Sandhi Murti dan dibawa ke bagian depan untuk dinetralkan oleh Ngurah Harta.
Belum hilang ketegangan warga dan undangan yang hadir, tak berapa lama seorang pria di bagian belakang berteriak-teriak kesakitan.
"Ampun Turah, ampun Turah, aduh sakit, sakit," ujar seorang pria di bagian belakang lokasi acara sambil berteriak kesakitan dan panik.
Pria yang juga menjadi sasaran atraksi santet ini kemudian diamankan anggota Sandhi Murti.
Pria ini mengaku merasa "burung" atau penisnya hilang.
Ia berteriak-teriak panik karena "burungnya" disantet sehingga hilang.
Ngurah Harta pun menetralkan santet yang dikirim dan menyatakan semuanya akan normal kembali dalam satu jam.
Namun ada satu santet yang dikirim baru bekerja dalam waktu beberapa hari ke depan.
"Ada satu santet yang saya kirim, akan bekerja dalam waktu 5 hari ke depan. Jika undangan di sini ada yang tidak bisa buang air, tidak bisa buang angin (kentut) dan perutnya kembung, tolong datang ke sini dalam waktu lima hari ke depan untuk saya netralkan (obati)," ujar Ngurah Harta.
Selain bebai dan santet, atraksi lainnya yang cukup menegangkan adalah atraksi bambu gila.
Atraksi bambu gila
Dalam atraksi ini, sebuah bambu diberi mantra oleh Ngurah Harta sehingga menjadi hidup dan bertenaga.
Atraksi bambu gila ini diikuti sejumlah anggota Sandhi Murti dan sejumlah tamu undangan termasuk Kasdam IX Udayana Brigjen TNI I Made Sumantra, Danrem 163/Wira Satya Kolonel (Inf) Nyoman Cantiasa.
Meski sudah dipegang dengan sangat kuat, namun bambu yang sudah diberi mantra ini tetap bergerak tak bisa dikendalikan.
Semakin bambu ini ditahan, gerakannya semakin kuat, mengombang-ambingkan peserta atraksi bambu gila, dan tidak mampu dikendalikan oleh yang memegangnya.
Atraksi lainnya adalah makan pecahan kaca lampu neon oleh beberapa anggota Sandhi Murti.
Ada pula atraksi satu orang dikeroyok oleh beberapa orang tanpa bisa tersentuh, atraksi dilempar buah kelapa tanpa bisa dikenai, atraksi kekebalan senjata tajam, hingga atraksi calonarang.
Di Akhir acara, Ngurah Harta menyatakan, apa yang ditampilkan dalam HUT ke-26 Sandhi Murti ini bukan bertujuan untuk pamer, namun lebih pada edukasi seni dan budaya.
"Di zaman modern seperti sekarang ini, kita ingin tunjukkan, bahwa semua ini nyata adanya, seperti ilmu bebai, santet, bambu gila, ilmu leak, ilmu kebal, dan berbagai ilmu supranatural asli Bali lainnya ini nyata adanya, dan itu sangat ilmiah, itu bisa dipelajari sebagai sebuah ilmu pengetahuan, bukan sebatas ilmu magis atau klenik," ujar pria yang memiliki ribuan murid di berbagai negara ini.
Perayaan HUT kali ini berlangsung meriah dan dihadiri beberapa tokoh seperti panglingsir Puri Mengwi yang juga Bupati Badung ke-11 periode 2010-2015 AA Gde Agung, Kasdam IX Udayana Brigjen TNI I Made Sumantra, Danrem 163/Wira Satya Kolonel (Inf) Nyoman Cantiasa, dan beberapa undangan lainnya.
Di usianya yang semakin matang, Sandhi Murti diharap dapat menjadi organisasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas, negara, dan bangsa.