Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pihak Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Satreskrim Polresta Denpasar menggelar rekonstruksi kasus pengguguran kandungan oleh pelajar SMP di Kota Denpasar, sebut saja Bunga.
Dalam adegan rekonstruksi itu, pihak Polresta menggelar 31 adegan rekonstruksi. 31 adegan ini menyingkap dari awal registrasi pelaku hingga pulang ke rumahnya.
"Ada 31 adegan," ujar Kanit PPA Polresta Denpasar, AKP Ni Made Lestari, Selasa (3/5/2016) usai rekonstruksi digelar.
Dia menambahkan, untuk tempat-tempat dalam adegan rekonstruksi dimulai dari tempat registrasi, kamar rawat hingga toilet tempat digugurkannya orok tersebut.
"Ya, di toilet yang banyak. Pelaku juga nampak menangis," ujarnya.
Sebelumnya, sebut saja Bunga, pelajar kelas dua Sekolah Menengah Pertama di Denpasar, Bali diperiksa intensif oleh pihak Kepolisian.
Bunga diperiksa terkait orok yang membuat geger klinik tersebut. Ternyata, Bunga mengugurkan kandungannya karena diberitahu oleh pacarnya untuk mengonsumsi nanas.
"Awalnya sekitar bulan Maret 2016 pelaku sadar kalau dirinya sedang hamil. Kemudian pelaku mengatakan kepada pacarnya melalui BBM bahwa pelaku tidak datang bulan," ujar Kasat Reskrim Polresta Denpasar beberapa waktu lalu.
"Mendapat informasi itu, pacar pelaku biasa saja. Selanjutnya pelaku memberitahu lagi bahwa perut pelaku semakin membesar. Saat itu pacar pelaku bilang "mungkin hamil". Pelaku tanya lagi "gimana ini", pacar pelaku mengatakan "gugurin aja, banyak-banyak makan nanas". Dan akhirnya pelaku makan nanas," imbuhnya.
Setelah itu pelaku mendapati perutnya melilit akibat mengonsumsi nanas. Hingga akhirnya dibawa ke Klinik Penta Medika, dan membuat klinik itu geger.
"Saat ini masih kami periksa intensif," kata Reinhard. (ang)