Laporan Wartawan Surya, Dyan Rekohadi
TRIBUNNEWS.COM, KLOJEN - Gelandang tengah Arema Cronus, Hendro Siswanto, menyesal dan minta maaf mendapat kartu merah dalam laga melawan Madura United di Gelora Bangkalan, Jumat (6/5/2016).
Melalui pesan terbuka lewat aplikasi percakapan, pemain bernomor 12 itu mengungkapkan latar belakang permainnya yang keras sehingga diganjar kartu kuning kedua dan kartu merah.
"Seumur hidup baru kali ini aku emosi. Tapi aku tetap salah, kena kartu merah. Mohon maaf sebesar-besarnya buat tim. Gara-gara kartu merah, aku merugikan tim. Mohon maaf juga buat Aremania, Aremanita atas tindakanku yang merugikan. Ini jadi pengalaman berharga supaya aku bisa lebih sabar," ujar Hendro melalui aplikasi WhatsApp, Sabtu (7/5/2016).
Hendro mengaku terprovokasi permainan keras pemain Madura Unikted yang membuat hawa pertandingan menjadi tambah panas.
Pemain asal Tuban itu tidak bisa menahan diri setelah merasa pemain lawan dengan sengaja berniat mencederai lututnya.
"Saya melihat pemain lawan masih sebagai teman, karena itu saya berusaha ngerem. Tapi yang saya anggap teman justru melanggar dengan sengaja menyerang lutut saya. Kalau punggung, badan, perut tidak masalah. Ini lutut, kalau kajadian fatal bisa merugikan saya seumur hidup," ungkap dia.
Selain suasana pertandingan yang berlangsung dengan tensi tinggi, sikap wasit yang kurang tegas juga dinilai Hendro turut membuatnya terprovokasi.
"ISC ini keras dan kasar, tidak enak untuk dilihat. Lihat banyak teman yang dihajar di lapangan, kaos sampai sobek tidak dianggap pelanggaran. Tidak bisa dibiarkan seperti itu," protes Hendro.
Hendro diganjar kartu merah di menit 75 setelah melanggar Engelberd Sani. Akibatnya, tim Singo Edan harus bermain dengan 10 pemain.
Beruntung hingga pertandingan usai tim Arema bisa mempertahankan gawang untuk tidak kebobolan. Laga di Madura berakhir dengan skor 0-0 dan Arema bisa membawa pulang satu poin.