News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2016

Sembilan Bulan Dikurung, Refangga Tobat di Lapas

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muh Refangga Sanjaya (25), seorang warga binaan Lapas Kelas I A Makassar. Refan, nama panggilannya kini telah cukup sembilan bulan mendekam di Lapas bersama ratusan warga binaan.

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Seorang pemuda tampak dengan mengenakan kaos oblong, sarung lengkap dengan pecinya tampak khusyuk melaksanakan shalat di Masjid Dakwatul Ikhsan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I A Makassar, Rabu (8/6).

Di kedua lengannya dipenuhi tato berwarna-warni, dengan gambar objek-objek tertentu.

Tak hanya di lengan, sebuah tato yang berbentuk sebuah dadu juga tampak tergambar di pipi kanannya, tepat di bawah garis matanya.

Dialah Muh Refangga Sanjaya (25), seorang warga binaan Lapas Kelas I A Makassar.

Refan, nama panggilannya kini telah cukup sembilan bulan mendekam di Lapas bersama ratusan warga binaan.

Ia terpaksa harus mendekam dipenjara, setelah sembilan bulan lalu diciduk aparat kepolisan Sektor Tamalate akibat terlibat aksi pencurian kendaraan bermotor (Curanmor).

Refan yang merupakan warga Jl Kakaktua 3 ini, mengaku kini telah bertobat dan menyadari semua kesalahannya.

"Saya sudah tobat, saya sudah tidak mau lagi terlibat kasus," katanya yang ditemui usai salat Asar di masjid Lapas.

Refan divonis penjara selama sepuluh bulan akibat mencuri sebuah sepeda motor di Jl Mangerangi Makassar.

Ia merupakan seorang residivis yang pernah dipenjara pada tahun 2010 yang lalu akibat kasus yang sama.

Dua kali dipenjara kini membuat Refan tersadar. Ia mengaku menyesal telah melakukan perbuatan yang membuatnya harus terpisah dari keluarganya.

"Saya sudah menyesali perbuatan saya selama ini," kata Revan yang bulan Juli nanti akan menghirup udara bebas untuk kedua kalinya.

Refan mengaku sudah menikah, tapi ia kini telah berpisah dari istrinya.

Meskipun begitu, hampir setiap hari, sanak saudara Refan selalu menjenguk dan membawakannya makanan di Lapas.

Ia melanjutkan, momen bulan suci ramadan ini ia jadikan sebagai waktu yang tepat untuk mengintrospeksi dirinya.

"Semoga bulan ramadan ini bisa lebih mendekatkan diri pada Allah, dan dapat mengampuni semua kesalahan saya," kata dia. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini