News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rudiansyah Dorong Sineas Muda Kalbar untuk Terus Berkarya

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

uplikan scene dalam Film Animasi Sekotak Harapan karya Polnep Animation (Potion).

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sutradara muda asal Kota Pontianak, Rudiansyah mengapresiasi mulai menggeliatnya karya-karya pemuda Kalbar dalam dunia seni, baik film maupun karya seni lainnya dalam kancah seni dan film nasional.

"Sebenarnya intinya persatuan saja sih, teman-teman ini harusnya bersatu dalam bentuk karya. Walau memang dalam bentuk individual tidak masalah, yang penting, apapun itu, untuk negara ini ataupun untuk Kalbar, itu bentuknya (Karya) positif, ayo semangat," ungkapnya, Minggu (5/6/2016)

Menurut pria yang baru merilis filmnya 2 Batas Waktu 'Amanah Isa Al-Masih' 26 Mei 2016 lalu ini, ia telah berkarya dalam dunia seni film sejak tahun 2010.

Untuk itu, menurutnya kapan lagi generasi muda Kalbar saat ini, dapat menggunakan kesempatan masa muda, untuk terus berkarya demi mengharumkan nama Kalbar dan Indonesia.

"Sampai alhamdulillah tayang di XXI, ya patut disyukuri. Walau aku gak pernah screening di sini, ternyata film dokumenter saya yang berjudul Peace 360 itu alhamdulillah sudah tayang di Amerika," ujarnya.

Kedepan, ia berharap dapat ambil bagian bersama dengan pemuda-pemuda Kalbar lainnya, untuk melakukan penggarapan film di Kalbar.

Ia cukup kaget dan sangat mengapresiasi, karena kini banyak lahir sineas-sineas muda, baik dalam mengerjakan film dokumenter, film pendek, indie, bahkan hingga film animasi.

"Pontianak, Kalbar, sudah sangat berkembang, keren, sudah maju saat ini. Saya sangat ingin membuat film tentang kearifan lokal di sini, banyak skrip yang sudah saya buat untuk film tentang kota ini, sudah dari 2012," terangnya.

Namun, ia mengakui ada kendala yang masih dihadapi, terutama masalah modal untuk memproduksi film.

"Faktor utama dalam produksi film itu kan modal, sangat besar. Aku berharap kedepan bisa bekerja sama dengan perusahaan, lembaga atau pihak terkait di sini, untuk sama-sama berkarya, sama-sama memberikan hal positif bagi negara ini, kota ini, untuk Kalbar," paparnya.

Film-film yang digarap di Pontianak, menurutnya kini sudah jauh berkembang. Seperti film Pontien yang mengangkat tentang latarbelakang Pontianak.

Sangat baik untuk promosi, agar orang di luar Pontianak mengetahui tentang Kota Pontianak.

'"Kayak Film Pontien, terus pernah aku lihat Sitkom, terus ada Kado Kecil untuk Pontianak, dan banyak sekali, sekali-sekali saya lihat di Youtube hasil karya teman-teman ini," tuturnya.

Menurutnya, untuk masalah bagus atau tidaknya sebuah karya, itu relatif. Sesuai dengan sudut pandang yang menilai.

Yang penting saat ini, pegiat seni di Kalbar dapat terus-menerus membuat karya terbaik.

"Masalah jelek, bagus, itu relatif, sesuai selera masing-masing. Terus saja berkarya, konsisten saja berkarya. Harus optimis, karya yang kita persembahkan adalah karya terbaik kita," ujarnya.

Rudi juga berpesan, bukan sekedar kreatifitas yang menjadi bekal dalam dunia industri kreatif.

Namun perlu untuk mempertimbangkan modal dan strategi, agar film yang dihasilkan dapat maksimal dan memberikan dampak positif bagi si pembuat maupun penikmat film tersebut.

"Strategi, kemudian kembali belajar, belajar, belajar lagi, bagaimana caranya agar film tersebut dapat dikenal, tidak hanya nasional namun bisa se-Asia,"  sambung Rudi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini