Saat itu, BW sudah berhenti bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah pelaku di lingkungan Besang, Klungkung.
BW memilih kabur karena tak tahan dijadikan budak nafsu seksual Aiptu KA.
Setelah mengeluarkan kata-kata ancaman, Aiptu KA lalu menembakkan pistolnya sebanyak tiga kali.
Pelaku di antaranya menembak ke karung plastik yang berisi makanan ayam dua kali, dan sekali ke arah kandang ayam.
"Dia mengancamnya sadis, mengancam sambil menembakkan pistol yang dia bawa. Ia mengeluarkan tembakan tiga kali. Dua kali ke arah karung plastik yang berisi oot pesak dan sekali ke arah kandang," ungkapnya didampingi Siti Sapurah dan Suparmiati.
Baliyasa hanya terdiam saat pelaku menembakkan pistolnya.
Ia menduga pistol itu kosong dan sama sekali tidak mengetahui soal persenjataan.
Namun ketika melihat karung plastik berlubang, ia sempat terkejut.
"Reaksi saya ketika pelaku menembakkan pistol hanya diam karena saya kira itu pistol kosong. Jujur saya sama sekali tidak tahu soal senjata. Ketika saya lihat ada lubang di karung plastik itu, saya langsung terkejut," jelasnya.
Seminggu kemudian, Aiptu KA kembali mendatangi Baliyasa di tempat kerjanya.
Warga Banjar Metulis, Desa Dawan Kaler, Dawan, Klungkung, Bali, itu meminta maaf kepada Baliyasa setelah melakukan pengancaman yang disertai dengan tembakan.
Setelah itu, pihak keluarga mengira Aiptu KA berhenti mendekati BW.
Namun kenyataannya, oknum polisi yang bertugas sebagai Bintara Administrasi Seksi Pengawasan (Bamin Siwas) di Polres Klungkung itu kembali mengejar BW.
Aiptu KA berusaha mencari tahu keberadaan BW dengan bertanya kepada masyarakat di Seraya, Karangasem, Bali.