News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesetiaan Istri Bripka Seladi Tetap Dampingi dan Bantu Suami Jadi Pemulung

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bripka Seladai bersama keluarganya

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Istri Bripka Seladi, Ngatiyani tidak malu memiliki suami, seorang polisi sekaligus pemulung.

Bahkan Nani, panggilan akrabnya, juga berjibaku membantu sang suami.

Jika Seladi memilah sampah di gudang sampah di Jalan DR Wahidin Kota Malang, Nani mencuci botol bekas di rumahnya, Jalan Gadang Gang VI No 7 Kelurahan Gadang Kecamatan Sukun.

"Biasanya mulai pagi saya nyuci botol, kemudian mengikatnya. Kami sudah punya langganan khusus untuk botol-botol ini," ujar Nani.

Botol-botol bersih ukuran tanggung dijual seharga Rp 200 per botol. Seikat berisikan 50 botol.

Pelangganya bisa membeli secara ecer (50 botol) dan kadang kala dalam jumlah banyak sampai satu pick up.

Usaha penjualan jamu dan tinner, banyak memakai botol-botol itu.

Apakah malu punya suami polisi yang nyambi jadi pemulung?.

"Nggak, ngapain malu, yang penting halal. Semua dijalani secara ikhlas," ujarnya.

Hanya saja perjalanan Nani dan Seladi bukanlah jalan yang mudah.

Bahkan Seladi berseloroh, kalau cerita mereka bisa panjang selayaknya sinetron.

Pasangan suami istri ini tetap bersama dalam kondisi Seladi yang sempat morat-marit.

Ketika menjadi pemulung pun, Seladi tetap mendampinginya, bahkan membantu sang suami.

Keduanya punya cobaan berat ketika kondisi perekonomian keluarga morat-marit.

Nani diminta menceraikan Seladi.

Hanya saja, perempuan itu bersikukuh mendampingi Seladi.

"Kalau sekarang ada hasil seperti ini, mungkin karena sudah jalannya bapak," ujarnya.

Hasil yang ia maksud bukanlah uang berlimpah.

Sebab sampai saat ini, keluarga itu masih tinggal di rumah orangtua Nani di Gadang.

Rumah itu sebenarnya rumah orangtua Nani dan diminta untuk ditempati Nani, suami, dan tiga anaknya.

Hal yang membanggakan Nani saat ini adalah perjuangan Seladi menjadi inspirasi dan contoh banyak orang.

"Itu lebih dari materi berlimpah. Bapak bisa menjadi contoh dan semoga menginspirasi orang lain," katanya.

Setelah kisah Seladi diberitakan, Seladi memang terkenal.

Seladi bercerita, pernah suatu hari ia memerlukan waktu sekitar dua jam perjalanan dari kantornya di Kantor Satpas Dr Wahidin ke rumahnya di Gadang.

Seladi memang selalu ngonthel.

Sejak menjadi polisi sampai saat ini, ia ngonthel ke tempat kerjanya.

Ketika kisahnya terangkat, banyak orang menyapanya dalam perjalanan pulang.

"Mereka minta foto bareng, banyak berhenti, ngobrol, jadi sampai dua jam jalan pulang. Padahal biasanya bersantai 30 menit sampai," kata Seladi.

Seladi hanya bisa mengucap syukur jika yang ia lakukan bisa menjadi contoh dan menginspirasi orang lain.

Penulis: Sri Wahyunik

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini