TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Anomali cuaca dalam beberapa hari belakangan ini telah mengakibatkan bencana banjir dan longsor di wilayah Provinsi Jawa Tengan serta Jawa Timur.
Korban jiwa akibat bencana terbanyak ada di Jawa Tengah, yaitu 24 orang meninggal dunia dan 26 orang hilang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut anomali cuaca karena fenomena La Nina.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan ada beberapa faktor penyebab anomali cuaca.
Penyebabnya antara lain, hangatnya suhu muka laut di atas normal perairan Indonesia barat, masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia di maritim kontinen Indonesia, lemahnya aliran masa udara dingin Australia di wilayah Indonesia, dan adanya daerah perlambatan, pertemuan dan belokan angin di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Akibatnya, kondisi atmosfer menjadi tidak stabil sehingga terjadi peningkatan curah hujan. Kondisi cuaca seperti itu bisa memunculkan fenomena La Nina. Curah hujan akan meningkat pada Juli, Agustus, dan September.
"Harusnya (saat ini) sebagian besar wilayah Indonesia memasuki awal musim kemarau. Pertengahan bulan Juni umumnya sudah kemarau. Namun saat ini, hujan berintensitas tinggi masih sering turun (disebabkan La Nina)," kata Sutopo, Minggu (19/6/2016).
Menghadapi anomali cuaca itu, BNPB memerintahkan semua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang memiliki potensi hujan lebat agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung.
BPBD agar mengacu pada peta rawan bencana yang telah dibagikan.
"Masyarakat agar selalu diberikan informasi ancaman bencana. Sosialisasi ditingkatkan kepada masyarakat. BPBD agar mengkoordinir potensi daerah agar siap menghadapi segala kemungkinan terburuk," kata Sutopo.
Hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (18/6/2016) siang hingga tengah malam membuat sejumlah wilayah di Jawa Tengah bagian selatan terendam banjir dan mengalami longsor.
BNPB menyatakan sebanyak 16 kabupaten di Jawa Tengah terendam banjir.
"Dampak hujan lebat terjadi di Purworejo, Banjarnegara, Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Sukoharjo, Kebumen, Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar, hingga Kota Solo," ujar Sutopo.
Ia menambahkan berdasarkan laporan BPBD ke Posko BNPB dampak banjir dan longsor di Jawa Tengah mengakibatkan 24 orang meninggal dunia dan 26 orang hilang yang saat ini masih dalam pencarian.