Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Balai Arkeologi (Balar) Bandung akan segera membentuk tim untuk menindaklanjuti hasil penelitian yang dilakukan Arkeolog Universitas Indonesia (UI), Ali Akbar, tentang batu menyerupai bidak catur raksasa di Kampung, Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Arkeolog UI tersebut menyatakan batu unik tersebut merupakan artefak yang merupakan peninggalan megalitikum dan memiliki karakter yang berbeda dari artefak yang pernah ditemukan sebelumnya.
“Kami akan bentuk tim untuk melakukan observasi. Hari ini nanti akan bicarakan ke koordinator peneliti saya,” ujar Kepala Balar Bandung, Desril Riva Shanti, kepada Tribun di kantornya, Jalan Raya Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (11/7/2016).
Desril mengaku, pihaknya memang telah menerima laporan tentang temuan batu menyerupai bidak catur raksasa tersebut.
Laporan itu didapatnya dari pemberitaan media dan dari Badan Geologi yang sudah melakukan penelitian terkait dengan batu tersebut.
Dari hasil penelitian Badan Geologi itu, kata dia, pihaknya akan segera melakukan tindaklanjut.
“Ketika kami diskusi di Badan Geologi sudah dapat laporan terkait dengan hasil penelitian mereka. Kami akan pelajari untuk bertindak seperti apa. Benda itu ditemukannya dalam kedalaman 8 meter,dan perlu dicurigai itu benda budaya, siapa tahu itu batu yang dimanfaatkan manusia menjadi punden berundak atau hal lain itu yang perlu diketahui,” ujar Desril.
Desril mengatakan, tim observasi ini akan dibentuk dalam minggu ini. Menurutnya, tim tersebut bersifat ad hoc lantaran menggunakan anggaran ad hoc, anggaran yang disiapkan jika pihaknya menerima laporan tentang benda yang dicurigai peninggalan budaya dan harus segera diteliti.
Dalam waktu tertentu pihaknya akan menggali data tentang batu yang dicurigai peninggalan budaya tersebut.
“Minggu depan diharapkan tim sudah melakukan observasi. Tim ad hoc itu terdiri dua tim ahli dan dua orang tim teknis. Tim yang kami bentuk ini nanti menelusuri apakah batu itu masuk ke klasik atau pra sejarah selama tiga hari,” kata Desril.
Sebelumya diberitakan, Arkeolog Universitas Indonesia, Ali Akbar, melakukan penelitian terhadap benda unik yang ditemukan di kawasan Geopark Ciletuh, Desa Girimukti, Kecamatan, Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Penelitian itu dilakukan setelah benda yang disebut-sebut menyerupai bidak catur berbentuk raksasa itu ditemukan masyarkat sekitar Mei-Juni 2016.
Berdasarkan hasil penelusuran, Ali mengatakan, benda yang menyerupai bidak catur itu termasuk artefak yang merupakan peninggalan megalitikum.
Artefak itu pun memiliki karakter yang berbeda dari artefak yang pernah ditemukan sebelumnya.
“Kalau di tempat lain itu ada punden berundak atau arca. Ini bukan arca dan punden, tapi simbol atau penanda, bahasa gampanya nisan. Setiap satu batu itu dimiliki satu individu,” kata Ali kepada Tribun melalui sambungan telepon, Minggu (10/7/2016).
Ali mengatakan, artefak tersebut terdiri atas beberapa ukuran. Secara rerata artefak itu memiliki tinggi sekitar satu meter.
Menariknya, kata dia, artefak tersebut memiliki tiga bagian, yakni kepala, badan, dan kaki.
Adapun kakinya berfungsi untuk menancap ke permukaan tanah yang kedalamannya mencapai 30 -40 sentimeter.
“Jadi artefak ini ditancap dan menghadap kelaut. Jadi jajaran bidak-bidak itu di pasang di pinggir di lereng bukit dan bisa dilihat dari laut,” kata Ali.
Ali meyakini, jumlah artefak menyerupai nisan itu berjumlah ratusan di lokasi yang sama.
Menurutnya, masih banyak artefak yang menyerupai bidak catur itu terpendam di dalam tanah.
Adapun sebagian yang terliaht itu terbongkar setelah terjadi longsor beberapa waktu lalu.
“Jadi kami melakukan penelitian itu setelah ada informasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sukabumi. Jadi kami memang sudah koordinasi dan mereka minta diteliti. Nanti kami juga akan sampaikan laporan hasil penelusuran ini,” ujar Ali. (cis)