TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Latar belakang pelaku pembunuhan Luh Tety, Komang Arim Sujana perlahan mulai terungkap.
Sejak pagi tadi, tiga orang pria yang mengaku sebagai keluarga Arim datangi Mapolsek Denbar untuk dimintai keterangan.
Keluarga pelaku juga didampingi kuasa hukum.
Kuasa hukum pelaku, Ketut Bakuh meceritakan latar belakang si pelaku.
Arim merupakan sosok pendiam, masalah keluarga dalam hidupnya menjadi persoalan pelik baginya.
Pria asal Desa Selulung, Kintamani, Bangli ini ditinggalkan oleh sang istri dan anaknya yang meninggal saat proses persalinan.
"Orangtuanya masih lengkap, dia sempat ditinggal istri dan anaknya. Anaknya meninggal saat melahirkan," ujar Ketut Bakuh di Mapolsek Denpasar Barat, Bali, Sabtu (23/7/2016).
Ia juga menjelaskan bahwa Arim pernah mengenyam pendidikan di salah satu sekolah tinggi kejuruan di Jalan Drupadi, Denpasar.
Namun, pria yang disapa Lepug ini putus sekolah dan lalu kembali ke Bangli.
"Sempat bekerja di sebuah vila juga," imbuh Kuasa Hukum Lepug itu.
Diberitakan sebelumnya, warga di Jalan Pidada VI, Banjar Sedana Merta, Kelurahan Ubung Utara, Denpasar, Bali digemparkan dengan penemuan sesosok jenazah perempuan, Rabu (20/7/2016) pagi.
Jenazah wanita yang kemudian diketahui bernama Ni Luh Tety Ramuna (23) ditemukan di bawah ranjang kamar nomor 5 Wisma Arta Puspita oleh karyawan wisma bernama Teuku Ismail (35).
Setelah ditelusuri, korban Luh Tety adalah anak dari mantan anggota dewan di Bangli.
Wanita muda berparas cantik ini berasal dari Banjar Tiga, Kecamatan Susut, Bangli.