Pengalaman yang tak biasa tentunya, apalagi Yahya dipercaya jadi kapten tim.
Prinsip hidupnya untuk terus pantang menyerah dan percaya diri, dibawanya kala memimpin tim nasional Indonesia.
"Saya terus tekankan untuk menjaga kekompakan tim di lapangan untuk meraih kemenangan," ujar lulusan MAN 2 Martapura kelahiran 26 November 1996 ini.
Usaha mereka tak sia-sia. Dalam turnamen yang digelar menggunakan sistem putar (round robin) itu, bahkan tim Thailand yang merupakan juara bertahan berhasil dikalahkan.
Dalam pertandingan terakhir melawan tuan rumah Singapura, Yahya memimpin teman-temannya menang telak 6-1 dan dia menyumbang 2 gol.
Salah satu orang yang paling bangga dalam keberhasilan Yahya adalah Dr Fery, pria yang kini bertugas di Pemkab Paringin.
Dia merupakan manajer tim sekaligus orang yang terus mendampingi Yahya selama ini.
"Dia sangat berbakat. Bahkan pelatih Timnas bilang, Kalsel cuma butuh beberapa pemain tambahan untuk menemani Yahya untuk bisa jadi juara nasional," kata dia saat dihubungi via telepon.
Bahkan Yahya sudah dilirik oleh tim Jawa Barat untuk ikut dalam Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 ini di Bandung.
Kalsel sendiri rupanya tak mengirimkan tim futsal di ajang nasional tersebut karena minim atlet yang memenuhi syarat.
"Tapi saya bilang ke Yahya, karena berangkat dari Kalsel, saya harap tetap di Kalsel dan kita bangun sama-sama ke depan. Modal prestasi sudah ada kok," ujarnya.
Ajang di Singapura, kata Feri merupakan pemanasan sebelum tim turun di ajang yang lebih besar, Asia Paragames di Malaysia Agustus 2017 mendatang.
Sekilas tentang cerebral palsy, kata Feri singkatnya merupakan gangguan motorik pada otak, yang tidak berhubungan dengan tingkat intelegensi penderitanya. (Rahmadhani)