TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Peristiwa penganiayaan oleh oknum aparat polisi yang dilakukan di sebuah warung internet (warnet) Bloody di Jalan Menteng Raya Kota Medan diduga karena ada seorang siswa yang main internet di jam sekolah.
Hal ini diungkapkan langsung oleh pemilik warnet Bloody bernama Muhammad Prasetyo Wibowo usai menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh pera netizen di akun Facebook miliknya.
Kendati demikian diakuinya terdapat kesalahan operator warnet bernama Muhammad Syarizan alias Fauzan yang lalai membiarkan anak sekolah bermain di sana saat jam sekolah, Rabu (3/8/2016).
Terlihat dalam video CCTV yang diunggah Prasetyo, insiden itu masih pagi yakni pukul 07.25 Wib.
"Sudah di larang mas, tapi ngeyel, yah terima akibatnya lah, memang saya akui anggota saya salah membiarkan mreka tetap bermain, tapi apa harus dengan kekerasan ???" tulisnya di dalam akun miliknya.
Hingga akhirnya masuk lah dua orang oknum petugas berseragam polisi, seorang diantaranya kemudian secara membabi buta menganiaya Fauzan.
Tidak terima dengan penganiayaan pelaku, Prasetyo kemudian mengunggah video CCTV itu ke dalam akun Facebook miliknya.
Tak tanggung-tanggung video itu telah dishere sebanyak 6.888 kali, 283 ribu kali tayang dan sebanyak 327 netizen membarikan komentar.
Dalam video yang diunggah itu Prasetyo memberikan komentar:
NTAH LAH PAYAH BILANG LAH!!!!! NGAK TAU MAU KOMEN APA
Mau sama siapa lagi awak belindung
cuman bisa Berlindung kepada Allah dari godaan Sayton yang terkutuk lah
gak masalah sih kalok memang salah di hukum fisik, bukan berarti harus maen kontak fisik.
KALAU UDAH BEGINI APAKAH YG AKAN TERJADI ??????
#SafeOzan
Video yang kini membuat heboh netizen itu, terlihat dua pria yang mengenakan seragam polisi itu mendatangi warnet.
Awalnya pria itu mendatangi seorang siswa yang terlihat di dalam CCTV berada di dalam warnet pada pukul 7.25 Wib.
Namun selanjutnya seorang diantaranya mendatangi operator warnet yang sedang sibuk dengan komputernya.
Dia lalu menyerang operator itu dengan melayangkan pukulan dan tendangan kearah tubuhnya.
Pria yang sedang duduk itu langsung secara refleks melindungi dirinya dengan kedua tangannya tidak berdaya melawan pria yang memakai seragam aparat itu.
Dia terlihat marah besar. Setelah menghentikan serangannya sejenak, pria itu lalu melanjutkan lagi dengan pukulan yang membabi buta kepada operator warnet itu.
Tak hanya sampai di situ, oknum petugas itu juga ingin menghancurkan layar monitor komputer yang dipergunakan operator warnet, namun tidak jadi dan menahan sedikit amarahnya.
Selang beberapa saat, oknum yang marah itu juga memukul siswa yang terlihat sedang duduk menyaksikan kejadian itu.
Dia mendatangi lalu melayangkan pukulannya.
Kapolsek masih mengusut
Penganiayaan yang dilakukan petugas Personil Polsek Medan Area kepada operator Warung Internet (warnet) Bloody, Muhammad Syarizan alias Fauzan yang berada di Jalan Menteng Raya mejadi sorotan bagi Kapolsek Medan Area, Komisaris M Arifin.
"Saya masih menyelidiki kasus itu. Saya juga belum dapat nama pasti anggota yang dituduhkan itu."
"Begitupun, pastinya nanti akan ada tindakan tegas dari saya kepada anggota yang melakukan tindakan penganiayaan," kata Arifin pada www.tribun-medan.com via selular, Kamis (4/8/2016) sore.
Ia mengatakan pihaknya masih mencari informasi mengenai kasus penganiayaan tersebut.
Namun sangat disayangkan orang nomor satu di Mapolsek Medan Area ini belum bisa menjabarkan apa sebab petugas yang disebut berinisial JMS melakukan penganiayaan terhadap operator warnet Bloody.
"Sabar dulu ya. Saya masih cari informasi lengkapnya. Kalaupun memang terbukti, nanti akan saya serahkan ke Propam Polresta Medan untuk ditindaklanjuti,"ujar orang nomor satu di Polsek Medan Area ini.
Terpisah, korbannya bernama Fauzan ketika dicari www.tribun-medan.com di Bloody Net ternyata sudah tidak ada di tempat. Fauzan pamit lebih awal setelah dirinya disiksa dan dianiaya oknum petugas Polsekta Medan Area.
Salah seorang operator warnet bernama Max mengaku tidak tahu di mana keberadaan korban. Sebab, kata Max, ia sendiri belum lama mengenal Fauzan.
"Saya baru di sini bang. Saya sendiri pun kurang tau bagaimana ceritanya," ungkap Max.
Ia menjelaskan, setelah kejadian dirinya melihat tayangan di Youtube terkait aksi penganiayaan itu. Namun, kata Max, ia tak berani memberikan keterangan berkaitan aksi koboi yang dilakukan oknum polisi Polsek Medan Area ini. (Tribun Medan/Fahrizal Fahmi Daulay/Array A Argus)