TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketua komunitas Love Surabaya, Sandi Setiawan (25) mengatakan, aksi petisI menolak Risma ke Jakarta dengan membubuhkan tanda tangan ini spontan.
Sandi adalah operator akun instagram Love Surabaya. "Dua hari lalu saya upload di Instagram woro-woro membuhkan tanda tangan untuk membuat petisi menolak Risma ke Jakarta, dan ternyata responnya cukup banyak orang yang datang," katanya.
Untuk mempersiapkan acara ini, ia dibantu 10 teman komunitasnya. Sedangkan biaya ditanggung sendiri.
Ia rela mengeluarkan uang sekitar Rp 1.000.000 untuk membeli kain sepanjang 50 meter dan membuat beberapa poster.
"Ini wujud bahwa kami cinta bu Risma dan Surabaya. Saya ikhlas uang tabungan, saya pergunakan untuk mempersiapkan acara ini," terangnya.
Ia mengatakan, hal itu dilakukan atas landasan kepedulian terhadap Kota Surabaya.
Sebagai warga asli Surabaya, Sandi pun tidak rela Risma diboyong ke DKI Jakarta apapun alasannya.
"Saya berharap bu Risma memenuhi janjinya yang akan tetap di Surabaya. Saya mohon bu Risma menyampaikan penolakannya ke Ketum PDIP jika disuruh maju menjadi DKI 1," jelasnya.
Pria yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar (SD) ini mengaku memiliki impian tinggi terhadap Surabaya.
Ia berharap lima tahun kedepan, Surabaya bisa disulap menjadi kota yang bersih dan nyaman dijadikan tempat tinggal.
"Selama ini belum ada wali kota seperti bu Risma. Beliau orang yang peduli terhadap pembangunan kotanya. Surabaya punya taman, dan sebagainya ya zamannya bu Risma ini," tuturnya.
Ia khawatir, jika Risma ke Jakarta, pembangunan Kota Surabaya ini akan kedodoran.
Menurutnya, masih banyak mega proyek bu Risma dan Pemkot yang belum berjalan. Semisal, taman gantung, pembangunan moda transportasi massal atau kereta trem, dan sebagainya.
"Nanti kalau wali kotanya bukan bu Risma khawatir proyeknya berhenti. Saya tidak mau Surabaya kayak dulu, saya mau Surabaya bisa lebih baik dari yang sekarang," paparnya.
Sementara itu, pasangan suami istri (pasutri) Dimas Aditya dan Rara Anastya ikut ambil bagian dalam aksi petisi tanda tangan ini. Mereka membubuhkan tanda tangan di kain sepanjang 50 meter.
Tidak ketinggalan, keduanya pun juga menuliskan kalimat penolakan agar Risma tidak ke Jakarta. "Kalau Ibu ke Jakarta, Warga Surabaya akan Marah".
Kepada Surya Online, Dimas mengaku kecewa dengan kabar yang beredar bahwa Risma mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017 mendatang. "Bu Risma jangan pergi, Surabaya masih membutuhkanmu," katanya.
Ia pun sangat berharap Risma tetap bertahan di Surabaya dengan alasan dan kondisi apapun. Ia meminta Risma agar fokus membangun kota Surabaya.
"Jakarta sama Surabaya itu berbeda bu, ibu (Risma) lebih cocok memimpin Surabaya. Lanjutkan perjuangan dan janjimu lima tahun kedepan," pungkasnya.