Laporan Wartawan Surya, Zainuddin
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Nur Arianta (41) tak hanya pimpinan komplotan spesialis pembobol rumah. Ia juga pemodal operasional komplotan yang beranggotakan empat orang.
Tiga anggota komplotan ini sehari-hari bekerja serabutan. Hanya Nur yang memiliki pekerjaan tetap. Warga asal Yogyakarta ini mengaku sebagai kontraktor.
"Hasil pembobolan akan dikurangi modal dulu. Sisanya baru dibagi rata," ujar Kanitresmob Polrestabes Surabaya, AKP Agung Pribadi, Senin (8/8/2016).
Komplotan ini sangat selektif memilih barang jarahan. Mereka hanya mengambil barang yang mudah diangkut ke mobil. Mereka tak akan pernah mengambil televisi, misalnya. Sebab, televisi dianggap lebih berat dan mengurangi ruang di mobil.
Menurut Agung komplotan ini sekali beraksi bisa menghasilkan uang sebesar Rp 70 juta. Setelah dikurangi modal, setiap orang bisa mendapat hasil sebesar Rp 15 juta.
Sampai sekarang para tersangka bersikukuh baru beraksi di empat lokasi di Surabaya, dan empat lokasi di Malang. Tapi Agung yakin komplotan ini beraksi lebih dari 10 kali di Surabaya.
Pihaknya masih memeriksa laporan pembobolan rumah di polsek jajaran. Dari beberapa laporan di polsek, ada belasan laporan pembobolan rumah dengan modus pecah kaca jendela.
"Mulyorejo, Sukolilo, dan Wiyung ada laporan seperti itu. Kami masih mendalami,"beber Agung.