Laporan Wartawan Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA - Dua pekan menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur harus belajar mengunjungi banyak tempat.
Pengalaman itu Asman beberkan saat menghadiri Rapat Kerja Pengendalian Pembangunan di DIY sampai Triwulan II Tahun Anggaran 2016 di Inna Garuda Malioboro, Rabu (10/8/2016).
Awal memulai kiprah sebagai menteri, Amran bertandang ke Badan Kepegawaian Negara. Tempat yang menjadi pusat pengelolaan data pegawai di seluruh Indonesia.
"Jumlahnya luar biasa 4,7 juta," jelas Amran.
Lalu satu per satu ia ikuti proses bagaimana seseorang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mulai dari seleksi, rekrutmen, hingga tes dan keluar nilai.
"Alhamdulillah itu sudah dilakukan secara elektronik," tutur politikus Partai Amanat Nasional itu.
Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Batam tersebut meninjau pelayanan SKPD seluruh Indonesia. Ia memahami proses kerja Aparatur Sipil Negara yang akan naik pangkat.
"Saya merasakan betul pegawai yang ingin naik angkat. Bagaimana proses pengurusannya, yakni pegawai datang ke BKD, bertemu petugas dan yang ditanya pertama kali adalah mana berkas dan syaratmu, harus lengkap," kisah dia.
Dari situ, ia mengajak Kepala BKN bersalaman dan berkata bahwa hal tersebut tidak boleh terjadi lagi. BKN sebagai pusat data pegawai, harusnya sudah tahu tentang data. Ia meminta agar sistem dibalik.
"Data harus ada di BKN, ada link antara daerah dan pusat. Jadi di sana ada jadwal kapan naik pangkat, dan jadwal sekolah. Jadi tidak boleh bawa-bawa map lagi, target akhir tahun ini harus terkoneksi," beber pria yang berlatarbelakang sebagai pedagang itu.
Selain itu, ia juga mengunjungi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Ia mengaku mendapatkan banyak penjelasan dari Kepala ANRI.
"Saya melihat sistem arsip sudah cukup bagus. Saya bilang apakah daerah pernah melakukan evaluasi?" lanjut Asman.
Ia mencontohkan, pemerintah punya aset mobil, tapi BPKB-nya masih dipegang Kepala Dinasnya.
"Harusnya dikelola dengan baik. Termasuk dokumen bersejarah. Mari kita kampanyekan gerakan sadar arsip nasional," ajak Asman.