TRIBUNNEWS.COM, SIMALUNGUN- Hotel Inna Parapat di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menjadi satu pilihan Presiden Jokowi menginap saat berkunjung ke Danau Toba, Sabtu (20/8) lalu.
Pegawai dari paling bawah hingga jajaran direksi dari hotel bintang empat yang terletak di Jalan Marihat nomor 1 di tepi persis Danau Toba itu pun sangat sibuk mempersiapkan kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini.
Beberapa hari sebelum Pak Presiden datang, saya tidak bisa tidur karena banyak menghabiskan waktu di hotel untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Apalagi saat beliau (Jokowi, RED) menginap, saya dan seluruh karyawan tidak bisa tidur. Kami ingin memberikan pelayanan terbaik dan zero complain (tidak ada komplain)," kata Marketing Manager Hotel Inna Parapat, Syahrial Azhar, Selasa (23/8).
Azhar menceritakan, villa yang ditempati Jokowi merupakan kamar paling bagus dibandingkan 97 kamar lain di Hotel Inna Parapat.
Villa bernama IP (Inna Parapat) Suite itu berjarak hanya sekitar 10 meter dari tepi Danau Toba.
Harga sewa villa pada hari biasa sekitar Rp 6 juta per malam.
Pada villa tersebut terdapat ruang tamu, dua kamar, ruang tengah, dapur, kamar mandi, dan peralatan fitness.
Ada tiga televisi ukuran 41 inch, yang terletak di ruang tamu dan masing-masing dari dua kamar.
Pemandangan Danau Toba bisa terlihat dari jendela kamar bagian depan.
“Khusus untuk kamar yang ditempati Presiden, kami tempatkan sebuah sofa baru karena sebelunnya sofa memang tidak layak. Kami cat ulang ruangan dan kamarnya,” tambah Syahrial.
Syahrial mengaku peralatan mandi, misalnya shampo,sabun, dan lainnya, disediakan sesuai standar tamu-tamu lain.
“Tetapi sepertinya peralatan mandi itu tidak terpakai, barangkali Pak Presiden memakai peralatan mandi yang sudah disiapkan oleh timnya,” kata dia.
Fasilitas Lain
Meski pada kamar yang ditempati Jokowi tidak banyak ada pembenahan dan penambahan fasilitas, namun area hotel dan kamar-kamar lain banyak dibenahi karena adanya kedatangan presiden.
Syahrial menyatakan pihaknya membangun dermaga di belakang hotel supaya bisa dipakai tempat bersandar bagi kapal feri yang akan dinaiki oleh Jokowi.
Pembangunan dermaga itu menghabiskan biaya sekitar Rp 500 juta.
“Kami membuat dermaga itu hanya dalam waktu sebulan. Memang pembangunan dermaga terkait kedatangan presiden, meski demikian dermaga itu kini bisa kami pakai untuk seterusnya. Jadi akhirnya kami punya dermaga setelah ada kunjungan dari Pak Jokowi,” terangnya.
Pihak manajemen hotel juga melakukan penggantian televisi seluruh kamar hotel yang semula model telivisi tabang diganti televisi model LCD dan seluruh kamar dan area hotel juga dilakukan pengecatan.
Dari 98 kamar yang ada di Hotel Inna Parapat, 52 kamar di antaranya ditempati oleh rombongan Jokowi, mulai dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) hingga timnya.
“Villa yang berada di sebelah Villa yang ditempati Jokowi dihuni oleh Komandan Paspamres. Pada malam saat Pak Presiden menginap, ada personel-personel Slank juga menginap di sini,” kata Syahrial.
Menurut Syahrial, Hotel Inna Parapat merupakan milik PT Hotel Indonesia Nature, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hotel yang merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda ini telah beroperasi sejak tahun 1911.
Dulu, nama hotel ini adalah Hotel Parapat kemudian pada tahun 1972 berganti nama menjadi Hotel Inn Parapat.
Menurut Syahrial, bagian yang cukup ‘menegangkan’ ketika dapat kehormatan dikunjungi Jokowi adalah ketidakpastian waktu kehadiran.
Pada awalnya, Syahrial diberitahu bila Jokowi akan menginap Hotel Inna Parapat pada 26 & 27 Agustus.
Tetapi rupanya kehadiran Jokowi dimajukan menjadi 20 dan 21 Agustus.
“Pemberitahuannya sebulan sebelumnya. Padahal, pada tanggal 20 dan 21 Agustus itu, hotel kami telah dipesan 50 kamar oleh sebuah rombongan, yang pemesanannya telah dilakukan setahun sebelumnya,” kata Syahrial.
Syahrial mengaku saat itu sempat bingung.
Syahrial akhirnya mencoba berunding dengan rombongan yang telah memesan kamar hotel.
Hasilnya, dari 50 kamar yang dipesan sebelumnya hanya bisa dibatalkan empat kamar saja.
“Meski telah berkoordinasi jauh-jauh hari, namun kami juga belum mendapatkan kepastian di mana Jokowi akan menginap pada malam itu," ujarnya.
"Beberapa jam sebelum Pak Presiden datang, kami baru diberi kepastian bila Jokowi akan menginap di Hotel Inna Parapat,” katanya.
Saat itu, Syahrial yang memiliki pegawai reguler 90 orang pun menambah pekerja harian lepas sebanyak 20 orang.
Syahrial menyatakan bila tingkat hunian atau okupansi hotelnya yang rata-rata 30 persen – 40 persen pun meningkat drastis dari sisi pendapatan.
Syahrial tidak menyebutkan berapa jumlah kenaikan pemasukan hotel saat Jokowi menginap.
“Yang jelas ini rekor bagi kami karena untuk pertama kali Pak Jokowi menginap di sini,” ungkapnya. (a prianggoro)