News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapolda Sulteng Mengaku Malu Tembak Teroris

Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Sulteng, Brigjend Rudi Sufahriadi (tengah), Dir Pam Obvit Polda Sumut, Kombes Heri Subiansauri (pakai peci), serta Komandan Ramil Kutalimbaru, Kapten HS Tamba ketika berada di pesantren Darusy Syifa Dusun IV, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Rabu (7/9/2016) Powered by Telkomsel BlackBerry®

Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi mengaku tidak bangga saat dirinya menembak teroris.

Bahkan, penanggungjawab Operasi Tinombala ini malu jika melukai teroris saat penindakan.

"Kami tidak bangga menembak teroris. Kami prihatin apabila melakukan tindakan itu," ungkap Rudy yang datang mewakili Kapolri saat peletakan batu pertama masjid dan Pesantren Darusy Syifa yang dibangun mantan teroris, Khairul Ghozali di Kutalimbaru, Sunggal, Deliserdang, Rabu (7/9/2016) siang.

Menurut Rudy, untuk memutus mata rantai gerakan teroris, sudah selayaknya melakukan tindakan persuasif.

Salah satunya membangun wadah-wadah deradikalisasi sebagaimana yang dibuat Ghozali.

"Kami sangat senang dengan upaya seperti ini. Saya harus beri contoh kepada petugas yang ada di Sulawesi. Di sana, harus dibangun juga (pesantren) seperti ini," ungkap Rudy.

Dalam kesempatan ini, Rudy banyak cerita tentang pengalamannya bertemu dengan Ghozali. Ia bertemu dengan mantan napi teroris itu saat menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Utara.

"Meskipun pada saat itu saya menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Utara, namun saya sering terlibat dalam penumpasan terorisme. Saat itu, saya sering ke Aceh dan ke Sumatera Utara. Saat di Sumatera Utara inilah saya bertemu dengan Ghozali dan kerap dimarahinya," ungkap Rudy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini