TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Bencana banjir yang melanda Garut masih memberikan dampak yang luar biasa pada fisik dan psikologis warga.
Sampai saat ini warga masih kesulitan dalam mengakses air bersih karena sumber air yang ada masih tergenang lumpur seperti di Cimacan yang merupakan daerah terparah akibat banjir.
Tidak hanya akses air, lebih dari 50 kepala keluarga kampung Cijambe, Kecamatan Karangpawitan, merupakan wilayah yang mengalami kesulitan akses bantuan.
Penyebabnya jembatan yang menghubungkan kampung Cijambe dengan kecamatan Banyuresmi, yang merupakan akses terdekat menuju kota terputus.
"Warga akhirnya mendirikan posko pengungsian dan dapur umum di sekolah PAUD yang ada di tepat tersebut," kata Presiden Direktur Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, Agung Notowiguno, Minggu (25/9/2016).
Presiden Direktur Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, Agung Notowiguno berdialog dengan korban banjir Garut
Agung mengatakan, tujuaannya meninjau adalah untuk mengetahui langsung kebutuhan para warga terdampak banjir serta ikut menginventarisir sekolah-sekolah, masjid/musholla.
"Mungkin juga tempat layanan kesehatan seperti pos yandu, puskesmas dan tempat-tempat lainnya yang memerlukan rehabilitasi dan recovery pasca bencana," katanya.
Bahkan Agung telah bertemu Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman dengan agenda membicarakan mengenai rehabilitasi pasca banjir bandang di Garut.
“Ada beberapa prasarana umum, seperti sekolah, masjid/musholla yang rusak. Yang nantinya salah satunya akan kita bantu untuk dibangunkan kembali”, ujar Agung.