Ditambah anggaran peralatan dapur untuk wakil bupati yang mencapai Rp 1 miliar.
Namun sampai saat ini realisasi anggaran tersebut baru Rp 12.114.000.
Sedangkan printer yang dianggarkan Rp 1 miliar, merupakan anggaran akumulasi.
Sebab DPPKAD harus membeli printer untuk sejumlah SKPD yang membutuhkan.
“Jadi SKPD-SKPD melapor ke saya, mereka butuh berapa printer. Semua dikumpulkan, kemudian kita anggarkan bersama-sama,” tegasnya.
Pengadaan printer tersebut sampai saat ini terealisasi Rp 1.077.400.000. Jumlah tersebut untuk tujuh printer laser, 40 inkjet, 20 A10, 36 color laser, 24 dot matrix, dan satu printronix. Lalu ke mana sisa anggaran yang telah disetujui tersebut?
Willem menjelaskan, anggaran tersebut nantinya akan digunakan untuk menutup defisit. Dari hitungan sementara, defisit saat ini mencapai Rp 7,8 miliar.
“Lewat PAK (perubahan anggaran keuangan) akan ada pengalihan anggaran. Anggaran yang ada digunakan untuk menutup defisit,” tandasnya.