TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Selama 34 tahun sosok Budhi Santoso (54) dengan sigap menjemput dan mengantar ke manapun perginya orang nomor satu di DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Selain paham soal spesifikasi mobil-mobil dinas yang ia kendarai tersebut, tak banyak yang tahu bahwa Budhi juga menggemari mobil besar yang sering digunakannya untuk off road.
Seorang pria tengah bersantai di Bangsal Kepatihan Danurejan, Kamis (29/9).
Sembari duduk bersila, beberapa orang yang melintas di sekitarnya memberikan sapaan hangat. Ia adalah Budhi Santoso, yang merupakan driver Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Berawal pada tahun 1982, Budhi mendapatkan tawaran untuk menjadi driver pribadi Ngarso Dalem, nama yang biasa digunakan untuk menyebut sosok Sultan, yang pada saat itu masih belum menyandang gelar sebagai Sri Sulran Hamengku Buwono X seperti saat ini.
Tawaran tersebut datang dari temannya yang diiyakannya. Masih terngiang dalam ingatan pria yang juga menjabat sebagai Ketua Paguyuban Driver Pemda DIY itu, tugas pertamanya adalah mengantarkan keluarga Sultan untuk berkunjung ke Madukismo.
Ia melalui masa percobaan selama tiga bulan dan pada akhirnya dipercaya untuk menjadi driver pribadi Sultan.
Merasa semakin menyatu dengan kehidupan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Budhi pun memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai abdi dalem pada 1994 silam, dengan nama paringan dalem Santoso Wimono.
"Santoso diambil dari nama saya, sementara Wimono sesuai dengan pekerjaan saya (driver)," terangnya.
Bertahan dan teguh menjadi driver pribadi Sultan, ia pun berkesempatan untuk mendaftarkan diri sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan secara resmi diangkat sebagai PNS pada tahun 2008.
Setiap harinya, Budhi mengendarai sepeda motornya untuk sampai ke kediaman pribadi Sultan.
Setidaknya pukul 07.00 bapak dua anak tersebut sudah siap dengan mobil dinas dengan nomor polisi AB 1 yang selalu terparkir di garasi Keraton.
Bersiap sedari pagi, Budhi dengan setia mengantar dan menunggu Sang Sultan hingga selesai beraktivitas setiap harinya.
Di waktu senggangnya itu, ia gunakan untuk bercengkrama dengan Polisi Pamong Praja, karyawan, penjual makanan, maupun driver lain yang kebetulan juga mengantar 'tuan'-nya merampungkan urusan di kompleks yang sama dengan dirinya.