TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - KH Umar Thoha langsung membatalkan jadwal Khutbah Jumat di Masjid Sunan Ampel Surabaya mendengar kedua putranya menjadi korban tenggelam di sungai Bengawan Solo, Babat, Lamongan, Jumat (7/10/2016).
"Seharusnya Papan (KH Umar Thoha) melaksanakan Khutbah Jumat di Masjid Sunan Ampel Surabaya, tapi karena ada kabar dari Langitan bahwa diminta hadir segera sehingga langsung berangkat," kata Salafudin Machfud (30), keponakan KH Umar Thoha.
Dua putra KH Umar Thoha yaitu Abdullah Umar (15) tahun dan Ahmad Umar (12) dalam rombongan 25 santri yang menyeberang sungai Bengawan Solo.
Sedang korban lainnya yang juga warga Gresik yaitu Ahmad Ali Sibromulisi, M Iqbal, M Sholihul Widad, Moh Barikly Amri, semua warga Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik.
Kemudian lainnya, Lujaini Dani dan Muhammad Mu'zi Al Athiq keduanya warga Desa Peganden, Kecamatan Manyar, Gresik.
Diketahui, 25 santri Ponpes Langitan Tuban korban tenggelam di sungai Bengawan Solo, daerah Babat Lamongan, Jumat (7/10/2016).
Peristiwa ini bermula saat 25 santri Ponpes Langitan, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban naik perahu untuk menyeberang ke pasar.
Saat perjalanan pulang, tiba-tiba perahu yang ditumpangi para santri ini tenggelam. Sebanyak 18 santri selamat dan tujuh santri hilang dan kini dalam proses pencarian.