Siswa yang membawa cemilan tersebut, Nur Laili Mubarokah, mengatakan, ia sudah berkali-kali menyantap cemilan bikinan orangtuanya itu. Namun, baru kali ini mengalami keracunan.
"Baru sekali ini terasa pusing dan muntah, sebelumnya nggak apa-apa," kata dia.
Di UPT Puskesmas Tanjungrejo, para siswa ditangani oleh dokter Sutarno dan dokter Anny Fatmawati. Menurut petugas medis yang berjaga, pihaknya masih melakukan observasi dan pengamatan.
"Jika ada gejala keracunan, pasti ada sesuatu yang salah yang telah dicerna. Namun, sampai sejauh ini kondisinya stabil," terang petugas medis, yang tak mau disebutkan namanya.
19 Siswa
Kapolsek Jekulo, AKP Mardi Susanto mengungkapkan, berdasarkan laporan petugas di lapangan total terdapat 19 siswa yang mengalami keracunan dan mendapat perawatan di UPT Puskesmas Tanjungrejo.
Menurut dia, dari jumlah tersebut sembilan di antaranya langsung diperbolehkan pulang, setelah mendapat pengobatan.
Sementara, 10 sisanya harus mendapat perawatan lebih intensif.
"Kami pantau terus perkembangannya," ucap dia.
Selain meminta keterangan korban dan pihak sekolah, pihaknya juga meminta keterangan produsen pembuat keripik, berinisial S, yang merupakan orangtua dari satu di antara korban.
Disamping itu, pihaknya juga telah menyita dan mengamankan sisa keripik yang belum dikonsumsi.
"Barang bukti sudah kami amankan, pembuat keripik juga kami mintai keterangan," tegasnya.
Menurut dia, kepolisian akan mengirimkan sisa cemilan itu ke laboratorium forensik untuk diperiksa lebih lanjut.
"Tadi laporan yang kami terima, pihak Puskesmas juga akan memeriksakan sisa cemilan ke BBPOM di Semarang," ucap perwira polisi berpangkat tiga balok di pundak. (tribunjateng/cetak/yan)