TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jembatan Kuning yang menghubungkan Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan terputus hingga memakan korban jiwa, pada Minggu (16/10/2016) malam sekitar pukul 18.30 Wita.
Data terakhir yang diperoleh Tribunnews.com, peristiwa tersebut menewaskan 9 orang dan 30 orang luka-luka.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan dua hal yang diduga menjadi pemicu robohnya jembatan tersebut.
"Diduga karena kelebihan beban karena banyaknya masyarakat di atas jembatan sehingga seling jembatan putus dan jatuh ke laut," jelasnya, Minggu malam.
Alasan selanjutnya adalah kondisi jembatan sudah pernah rusak, meski tercatat sudah mendapat perbaikan.
Untuk diketahui, saat peristiwa robohnya jembatan tersebut terdapat banyak warga berada di atas jembatan karena sedang melakukan upacara keagamaan di Pura Bakung Ceningan.
Yaitu Hari Nyepi Segara dimana tidak melakukan aktivitas di laut sehingga di atas jembatan banyak masyarakat yang melewati jembatan.
"Sebelum runtuh sudah goyang-goyang kemudian ambruk. Beberapa pengendara motor dan orang sehingga jatuh ke laut yang sedang surut," imbuhnya.
Beberapa warga yang ada di lokasi langsung berusaha menyelamatkan korban.
Beberapa korban yang jatuh ada yang langsung berenang dan berjalan di selat.
Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah warga yang jatuh saat jembatan ambruk.
Lokasi di kepulauan menyebabkan kesulitan untuk melakukan evakuasi.
"Hingga pukul 21.00 Wita pencarian korban dihentikan oleh masyarakat karena kondisi gelap. Selain itu juga sudah tidak ada laporan dari masyarakat setempat yang anggota keluarganya hilang. Namun demikian evakuasi akan dilanjutkan besok pagi," jelasnya.(*)