Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pelatih sepak bola Kalimantan Timur, Mulyadi, tak heran timnya kalah telak dari Jawa Barat di laga perdana sepak bola Peparnas XV, karena sejumlah pemain bukan pemain utama.
"Ada beberapa pemain (utama) kami dilarang bermain," ujar Mulyadi usai pertandingan di Lapangan Progresif, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin (17/10/2016).
Larangan tersebut muncul sehari sebelum tim Kaltim bertanding. Padahal, semua pemainnya sudah lolos verifikasi setelah pembukaan Peparnas XV.
"Tiba-tiba malam hari waktu teknikal meeting, pemain kami ada yang dilarang main setelah bertemu Jabar," kata Mulyadi.
Pelarangan itu terkait dengan regulasi. Pemain yang boleh turun di lapangan terdiri dari seorang kiper yang masuk kategori tuna daksa dan empat pemain kategori celebral palsy (CP).
"Sementaran ada enam pemain kami yang dikategorikan tuna daksa sehingga tidak bisa main kecuali menjadi kiper," kata Mulyadi.
Tim Kaltim sangat dirugikan dengan aturan itu. Ia menilai dua pemain tim Jabar, yaitu Muhammad Hidaya dan Cahyana merupakan kategori tuna daksa.
"Secara kasat mata sudah bisa dilihat. Harusnya kedua pemain itu menjadi kiper," Mulyadi protes.
Pelatih Tim Jabar, Dadang Kurnia, mengatakan kemenangan itu merupakan hasil kerja keras para pemain yang sudah lima bulan berlatih untuk meraih medali emas di cabang sepak bola.
"Emas ini untuk melengkapi PON yang sudah dapat emas duluan," kata Dadang.
Terkait tudingan Mulyadi soal Hidayat dan Cahyana, Dadang mengklaim keduanya masuk kategori CP. Hal itu juga sudah dipastikan melalui pemeriksaan dokter.
"Memang untuk Cahyana itu dari cabang olahraga atletik, cuma dia dari kecil suka sepak bola makanya tidak kesulitan ketika main sepak bola," kata Dadang.