Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Dewan Pendidikan Kota Pekalongan menyesalkan gagalnya studi banding ratusan guru sekolah dasar Kota Pekalongan ke sebuah sekolah di Jakarta.
Alasan gagalnya studi banding dikarenakan jumlah kamar mandi terlalu sedikit dibanding guru yang berangkat. Dampaknya, para guru kesiangan dan studi banding pun batal.
"Jika benar terjadi patut disesalkan. Karena niat awal guru-guru tersebut ke Jakarta untuk studi banding ke sekolah," ujar Ketua Dewan Pendidikan Kota Pekalongan, Suryani, saat dihubungi Tribun Jateng, Jumat (28/10/2016).
Tak ada salahnya jika ratusan guru berangkat ke Jakarta untuk mengikuti studi banding. Sebab, hasil studi banding para guru dapat belajar mengelola sekolah secara baik.
Baca: Sudah Liburkan Siswa, 300 Guru Pekalongan Gagal Studi Banding ke Sekolah Jakarta
"Studi banding itu bagus saja dalam rangka pembelajaran untuk pengelolaan sekolah yang baik," kata dia.
Sayangnya, keinginan guru untuk belajar mengelola sekolah yang bagus dan berkualitas tidak diimbangi dengan komitmen soal waktu.
Sehingga, tujuan utama untuk mendatangi sekolah rujukan yang memiliki pengelolaan yang baik batal hanya karena persoalan kamar mandi.
"Saya sangat menyayangkan, bagaimana persoalan janjian waktu yang diberikan itu tidak diperhatikan, sehingga kegiatan utamanya menjadi gagal," jelas dia.