TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Gempa hebat yang terjadi Rabu (16/11/2016) malam meruntuhkan atap rumah M Abdul Kholiq (28) warga Jalan Teuku Umar RT 1, RW 2 Desa Tanggung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
Kholiq mengungkapkan, sebelum gempa dia sudah punya firasat.
Sebab anaknya yang berusia 9 bulan, Raka Dwi Mangkubumi tidak bisa tidur.
"Biasanya sore dikasih susu, terus dikeloni langsung tidur. Tapi semalam dia gelisah saja," tutur Kholiq, saat ditemui di rumahnya, Kamis (17/11/2016) siang.
Benar saja, sekitar pukul 21.30 wib tiba-tiba terjadi gempa bumi.
Kholiq berserta istrinya, Sri Mufidayah langsung membawa keluar Raka.
Mereka berlari diikuti mertuanya, Mulyono dan Susiani.
"Gempa yang pertama kan memang tidak terlalu besar. Kami langsung lari," tambah Kholiq.
Namun baru sampai di teras rumah, tiba-tiba atap ambruk.
"Kalau kami tidak lekas lari, entah apa yang terjadi," ucapnya.
Sepanjang malam Kholiq tidak mengungsi.
Seluruh keluarganya tetap tidur di kamar, mesti tanpa atap.
"Gak apa-apa, gak enak kalau numpang di rumah tetangga. Yang penting tidak hujan," tandasnya.