Selain itu, pihaknya juga gencar mensosialisasikan kepada masyarakat, tentang pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Misalnya dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk, melalui 3M plus, yakni menutup, menguras dan mengubur barang bekas serta menaburkan abate."
"Jadi, berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan dan Puskesmas, untuk menanggulangi DBD, tidak akan efektif tanpa ada peran serta dari seluruh lapisan masyarakat,” sambungnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau tahun 2016. Jumlah kasus DBD hampir merata di setiap Puskesmas dengan jumlah total 87 kasus, dengan rincian di Puskesmas Sekadau tercatat sebanyak 44 kasus.
Puskesmas Rawak 4 kasus, Puskesmas Selalong 2 kasus, Puskesmas Nanga Taman 5 kasus.
Puskesmas Nanga Mahap tidak ditemukan kasus, Puskesmas Simpang Empat 3 kasus, Puskesmas SP III Trans 1 kasus, Puskesmas Tapang Perodah 4 kasus, Puskesmas Sei Ayak 16 kasus, Puskesmas Nanga Belitang 8 kasus, Puskesmas Balai Sepuak dan di Puskesmas Sebetung tidak ditemukan kasus.
Kemudian berdasarkan kasus perbulan sepanjang tahun 2016, pada Januari terdapat 30 kasus, Februari 9 kasus, Maret 4 kasus, April 6 kasus, Mei 2 kasus, Juni 2 kasus, Juli tidak ditemukan kasus, Agustus 1 kasus, September 1 kasus, Oktober 13 kasus, November 19 kasus.
Jika diuraikan berdasarkan kelompok usia, terdapat 21 kasus pada penderita berusia kurang dari lima tahun.
Kemudian pada penderita usia 5 hingga 15 tahun sebanyak 42 kasus, serta untuk usia lebih dari 15 tahun terdapat sejumlah 24 kasus.