“Itu ada buku yang digantung, buku itu adalah petunjuk bagaimana cara pengobatan tradisional itu dilakukan termasuk bagaimana santet itu dilakukan dan bagaimana korban yang terkena santet,” kata Hosnan, petugas museum.
Di dalam museum juga terdapat benda yang sering dipakai untuk urusan mistis.
Lihat saja tanah kuburan dan tali pocong yang diyakini akan membuat sial bagi mereka yang membawanya pulang, rambut dan paku dari korban santet.
Ada pula boneka yang ditusuk jarum dan foto seseorang yang ditusuk paku dalam kain merah.
Juga ada rokok kelobot yang dibentuk mirip boneka orang dan pada bagian tubuhnya tertancap kayu.
Semua benda tersebut kerap dipercayai dan dijadikan sarana untuk melakukan kegiatan supranatural.
Di bagian lain juga disimpan rapi, kayu pohon telor, kayu santen, kayu kengkeng, kayu kelor dan bambu yang semua kayu ini bisa dipergunakan sebagai sarana pengobatan tradisional.
Koleksi lain yakni telur ayam yang di dalamnya terdapat organ-organ aneh. Telur ayam itu digunakan sebagai media penyembuhan alternatif bagi korban santet.
Juga ada koleksi berupa pasir, benda-benda plastik dan biji-bijian yang dikeluarkan dari dalam tubuh korban santet dengan menggunakan pengobatan tenaga dalam.
Ada pula susuk, yakni logam kecil sepanjang sekitar 1 cm.
Susuk itu biasa digunakan oleh orang-orang yang ingin tampil menarik dengan menggunakan kekuatan gaib.
Di etalase lainnya, beberapa benda lain terkait dengan adanya santet juga tersimpan rapi.
Seperti potongan usus dari pasien terkena santet, paku bengkok yang dikeluarkan dari tubuh seorang pasien, serta beberapa helai ijuk yang keluar dari tubuh seorang pasien.
Benda mistis lainnya juga bisa dilihat di ruang ini, seperti kain bertuliskan rajah, batu, kain hingga obat-obatan dari dukun.