Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri) Komjen Pol Syafruddin menyebut aksi unjuk rasa pada tanggal 2 Desember 2016 atau 212 bukan lagi sebuah demo, melainkan sebuah dzikir bersama.
Hal itu diungkapkan Komjen Syafruddin saat berkunjung ke Mapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (29/11/2016).
"Itu bukan demo lagi, itu adalah dzikir kebangsaan. Sudah diuubah judulnya, bukan demonstrasi lagi. Anda lihat semua kemarin konferensi pers MUI dengan Kapolri, yah kita sangat bergembira dan senang, mudah-mudahan itu bisa kita amankan dan selesai dengan baik," kata dia.
Syafruddin turut membantah terkait beredarnya isu makar dalam aksi 212 tersebut. Ia lebih mengkhawatirkan munculnya aksi terorisme.
"Kapolri tidak bilang begitu. Tidak bilang isu makar 2 Desember. Cuma dihimbau agar masyarakat yang berangkat demo mesti berhati-hati. Karena ternyata, demo 4 november, tidak bisa dipungkiri, jaringan teroris yang 13 orang itu yang ditangkap, mereka ada," tuturnya.
"Ada oknum yang ikut dompleng, bukan ikut demo. Mereka mau merusak demonstrasi yang damai itu. Jadi saya harus clear-kan, mereka mau merusak pendemo yang damai itu," sambung dia.
Ia menjelaskan, dari sekian yang ditangkap oleh pihak kepolisian pasca demo 4 November lalu, separuh adalah orang yang mau merusak demo dengan menjadi provokator.
Meski begitu, lanjut Syafruddin, pihak kepolisian akan memberi tindak tegas jika ada yang mencoba merusak jalannya aksi 212.
"Kita akan tindak kalau diluar dari pada itu, kalau akan melakukan rencana di luar dari pada kententuan. Kan sudah ada ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi sesuai dengan hukum tentunya," tegasnya.
Pihaknya pun twlah melakulan langkah antisipatif, dan berharap senuanya akan berjalan lancar.
"Sudah kita antisipasi, makanya 4 November yang mau ganggu demo damai itu ditangkap, itu namanya antisipasi."
"Sejauh ini penilaian Mabes Polri, penilaian pimpinan Polri, Sulsel, Makassar, Sulbar, sesuai dengan langkah-langkah yang diharapkan. Insya Allah tidak ada potensi," pungkasnya. (*)