Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi karena sektor perekonomian daerah bergerak, dari pertanian, perikanan, UMKM, sektor barang dan jasa hingga pariwisata.
Baik pemerintah daerah maupun pihak swasta masing-masing memiliki peran yang menentukan dalam mendorong semua sektor tersebut bergerak.
“Pemerintah daerah tidak mungkin bekerja sendirian. Tugas kami adalah menjadi trigger bagi perkembangan daerah, yang kami ejawantahkan lewat kebijakan yang mampu memicu sektor perekonomian warga. Masyarakat dan sektor swasta justru yang memiliki peran besar dalam menggerakkan roda industri dan proses kreatif di masyarakat,” ujar Anas.
Dalam lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Banyuwangi berada pada tren positif. Pertumbuhannya di atas rata rata Jawa Timur dan nasional.
Salah satu indikator yang mencerminkan besaran perekonomian daerah adalah produk domestik regional bruto (PDRB).
Pada 2010 PDRB Banyuwangi sebesar 32,46 triliun, meningkat Rp. 36,95 triliun (2011), Rp. 42,10 triliun (2012), Rp 47,23 triliun (2013) dan Rp. 53,37 triliun (2014), menjadi Rp 60,2 triliun (2015).
“Pertumbuhan nilai PDRB tersebut menunjukkan perputaran ekonomi yang terjadi di masyarakat bergerak secara positif dan berkesinambungan,” Anas menambahkan.
Perkembangan positif dunia usaha di Banyuwangi juga terkonfirmasi lewat kinerja perbankan. Data Bank Indonesia menunjukkan, penyaluran kredit di Banyuwangi pada 2010 sebesar 3,29 triliun, tumbuh menjadi Rp. 8,93 triliun pada 2015 (data November 2015). Secara kumulatif tumbuh 171,43 persen atau rata-rata 34,82 persen per tahun.