Menolong secara manusiawi. Perlakuan yang baik karena bagaimanapun dia masih hidup, dia punya nafas, sehari-hari juga bekerja keras membantu mencari rezeki untuk tuannya bahkan membahagiakan banyak orang melalui andong yang dia tarik.
Tapi kenapa saat kondisi tubuh terluka parah dan tak berdaya, tak ada seorangpun yang ingin mengobati sakitnya? Membalut lukanya. Kenapa.....? :(
Dalam kerumunan tersebut, saya memberanikan diri untuk melihat kondisi kuda.
Sangat mengenaskan.
Di tempat itulah, ia menyerah berjalan, menyerah berjuang karena kehabisan darah.
Dia hanya terkapar, dengan tubuh yang terikat tali tambang besar untuk meredakan amarahnya. Ya, saya lihat dia marah, marah karena merasa tak diperlakukan secara adil. Juga sakit yang dibiarkan begitu saja karena tersayat pecahan kaca etalase dan benda-benda tajam lainnya.
Saya mendekati pak Kusir, mencoba menggali informasi lebih dalam.
Pak Sadiyo, si pemilik kuda umur 8 tahun itu menceritakan kronologis peristiwa ini.
Ia mengatakan pada saat kuda pertama kalinya lepas dari ikatan andong, beliau mencoba berlari untuk menggapai kudanya, namun naas, tubuh beliau justru tersungkur jatuh di atas aspal lantaran tertabrak becak.
Mungkin kondisi jalan memang sangat kacau, kuda yang lari bebas di jalan ramai tentu membuat semua orang ketakutan.
Melihat kondisi kuda terkapar di atas jalan, dikerumuni banyak orang, memang sangat menyentuh hati saya.
Sesekali ia memberontak ingin berdiri namun sayatan lebar dan dalam di kaki kirinya sudah tak memungkinkan lagi.
Saya tanya ke pak kusir, “Pak, ini kudanya mau diobati atau gimana?
Kasihan pak, dia sudah dipaksa berjalan jauh dalam kondisi luka parah..”