Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Sejak empat tahun lalu Sukisna menjaga kebun 4,5 hektare milik anggota DPRD Bandar Lampung M Pansor di Batu Putu.
Ia menjadi saksi untuk Brigadir Medi, terdakwa kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Pansor. Mayat korban dibuang di Sumatera Selatan.
Sukisna berujar, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam kebun Pansor.
“Orang-orang yang dibolehkan Pak Pansor saja yang bisa masuk,” ujar Sukisna di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Selasa (20/12/2016).
Satu dari sekian orang yang pernah datang ke kebun Pansor adalah Brigadir Medi dan dua teman perempuan Pansor, yaitu Yuli dan Sari.
Menurut Sukisna, Pansor paling akrab dengan Sari. Setidaknya, Sari sudah tiga kali dibawa Pansor ke kebun tersebut.
Dikatakan Sukisna, Pansor setiap pansor bersama teman wanitanya pergi ke kebun selalu ditemani Medi. "Mereka di kebun hanya duduk-duduk saja di pondok sembari mengobrol,” cerita dia.
Saat ditanyakan pengacara Medi mengenai hubungan Pansor dengan kedua perempuan itu, Sukisna menjawab hanya teman.
Sukisna mengakui Pansor pernah menyuruh untuk tidak bilang ke keluarganya mengenai perempuan-perempuan yang dibawanya ke kebun.
Terakhir yang datang ke kebun Pansor adalah penyidik Polda Lampung. Mereka membawa anjing pelacak. Di kebun ini polisi menyita celana pendek ada bercak darah kering dari dalam kamar mandi kebun.
Di persidangan terungkap kunci gembok kebun ternyata pernah dipinjam seorang bernama Iin. Hingga sekarang Iin belum mengembalikan kunci tersebut
Sukisna terakhir majikannya pada 15 April 2016 di ruko Pansor di Jalan Hayam Wuruk. Ketika itu Sukisna sedang memperbaiki kandang burung.
Senada dengan kesaksian Ridwan, penjaga ruko milik Pansor, Sukisna sempat melihat raut wajah Pansor sangat emosional setelah Medi pulang.
Tak hanya saat itu Pansor emosi. Ridwan pernah bercerita kepada Sukisna tentang Pansor yang memarahi karyawannya, Eko, karena tidak becus memperbaiki kandang burung.