Dari sana, terlihat jelas laut lepas ke arah Selat Bangka.
Bangunan kokoh bercat putih, tampak asri dengan pepohonan di sekelilingnya.
Masuk ke dalam ruangan pesanggrahan, terdapat ruang tamu yang dulunya pada masa kolonial Belanda digunakan sebagai tempat berkumpul masyarakat lokal mengadakan syukuran peresmian gedung tersebut, sekitar tahun 1930.
Tepat di sebelah kanan, jejeran meja dan kursi berbahan kayu seperti tempat rapat masih tersusun rapi dan terawat.
Dari tempat ini, terlihat jelas sebuah mobil sedan kuno keluaran Ford De Luxe 8 berplat BN 10.
Mobil berwarna hitam yang mesinnya hilang entah kemana itu, dipajang tepat di depan sebuah kamar yang pernah ditempati oleh sang Proklamator RI Soekarno - Hatta.
Ruangan tempat Soekarno dan Hatta pernah tinggal itu, terbagi dua bagian. Pertama dari pintu kamar, terdapat ruangan berukuran sekitar 4x5 meter.
Di dinding tembok putih menghadap ke pintu kamar, sebuah meja dan kursi yang semakin usang termakan usia.
Di meja inilah, Soekarno sering melakukan aktivitas menulis dan membaca.
Di sebelah kiri ruangan pertama, ada pintu yang menghubungkan kamar Soekarno.
Ada dua ranjang masing-masing berukuran 1x2 meter terbuat dari kayu, berdekatan satu sama lain.
Dari Pangkalpinang, Ibu Kota Provinsi Bangka Belitung menuju Muntok butuh waktu sekitar tiga jam dengan untuk jarak 138 kilometer.
Dari Muntok, para tokoh kemerdekaan dibawa ke Pesanggrahan Menumbing yang berjarak 12 kilometer dari Muntok.
Kini Pesanggrahan Menumbing telah menjadi museum yang memperlihatkan benda-benda bersejarah.