TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Warga masih memadati wilayah di sekitaran lahan seusai eksekusi lahan di Kampung Bugis Pulau Serangan Denpasar Bali, Rabu (4/1/2017).
Warga luntang-lantung tak tentu di sekitar lokasi yang sebelumnya menjadi tempat tinggal mereka.
Ada yang di masjid, rumah tetangga, di tenda darurat dan tempat lainnya untuk tinggal sementara.
Pantauan Tribun Bali (Tribunnews.com Network), warga memadati sebuah gang di sebelah lahan eksekusi.
Di situ ada warga yang tinggal dengan membangun tenda dan menjadi tempat berteduh dari terik matahari atau hujan.
Terpal sebagai tenda darurat dipasang membentang untuk menjadi atap dapur sementara masyarakat.
Warga pun tidak dapat lagi berbicara tentang nasibnya yang masih terkatung-katung.
Padahal, mereka sudah tinggal di daerah itu sejak puluhan tahun lalu.
Hingga saat ini warga pun mengaku pasrah akan kondisinya.
Mereka tak nampak melakukan perlawanan atas perobohan sisa-sisa pagar yang belum sempat roboh kemarin.
Yang tersisa dari lahan hampir satu hektar itu ialah cagar budaya berupa rumah dan makam leluhur warga Kampung Bugis.
"Sudah pak ini memang takdir. Saya pasrah saja," kata seorang ibu menanggapi pekerja dan polisi yang merobohkan pagar dan melakukan pembenahan tenda warga.
Warga hingga saat ini masih berpencar untuk tinggal.
Ada yang masjid, di lapangan dan beberapa tempat lain tak jauh dari areal eksekusi lahan.
Dan warga mengaku tidak tahu hingga kapan akan tinggal di tempat tersebut.