TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan menduga perbedaan harga bahan pokok di sejumlah wilayah Papua disebabkan oleh tengkulak yang merajalela.
Berdasarkan penelusuran Balitbang Kemenhub, akibat tengkulak, kondisi harga bahan pokok di wilayah Papua tidak merata. Harga bahan pokok bakal menjadi murah jika lokasinya di dekat pelabuhan, tapi harga kembali melonjak apabila bahan pokok sudah dijual di wilayah pegunungan.
Memang harga sempat turun hingga 30 persen akibat program tol laut yang dicanangkan pemerintah, tapi hal itu tak cukup untuk membendung permainan tengkulak sehingga harga kembali melonjak.
"Kalau tengkulak didiamkan bisa menguasai pasar dan menetapkan harga," ujar Agus Santoso, Selasa (10/1/2017).
Bupati Mamberamo Raya Dorinus Dasinapa membantah hal tersebut.
"Harga naik karena ulah pedagang. Tidak seperti itu, pedagang yang memang bayar mahal, sampai di lokasi jadi mahal, bukan tengkulak," ujar Dorinus.
Dorinus menambahkan harga menjadi mahal karena biaya transportasi ke Papua masih sangat tinggi.
Dorinus pun berharap pemerintah pusat bisa membantu mengawasi kenaikan harga bahan pokok dan menekan biaya transportasi.
"Harga harusnya diawasi pemerintah, pasti kami jaga soal tengkulak tersebut," tegas Dorinus.