Laporan Wartawan Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X angkat bicara terkait mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang meninggal akibat kegiatan Diksar MAPALA Unisi The Great Camping.
Orang nomor satu di DIY tersebut mengatakan bahwa senior yang ada dalam kegiatan tersebut, seharusnya hadir untuk membimbing adik-adiknya dan memberikan perlindungan.
Bukan justru dipaksa melakukan aktivitas berat, yang masing-masing orang memiliki ketahanan tubuh yang berbeda dari senior tersebut.
"Jadi Mapala pun modelnya bukan pemaksaan kayak plonco," tegasnya ketika ditemui di Kompleks Kepatihan, Selasa (24/1/2017).
Baca: Satu Lagi Korban Diksar Mapala UNISI, Ilham Meninggal, Ada Luka di Tubuhnya
Penguasa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut menyadari, bahwa menjadi bagian dari pecinta alam memang diperlukan latihan dasar yang berat, misalkan naik gunung.
Walau demikian, pria yang akrab disapa Ngarsa Dalem tersebut mewanti-wanti agar kondisi kesehatan tiap peserta yang akan mengikuti latihan, telah dinyatakan sehat dan mampu mengikuti kegiatan tersebut.
"Jadi mohon latihan ekstra berat yang mungkin anak tidak biasa, sebelum berangkat dicek (kesehatannya)," ujarnya.
Dua orang mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta meninggal dunia dalam latihan pendidikan dasar (Diksar) di Hutan Tlogodringo, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.
Informasi yang berhasil dihimpun TribunSolo.com (Tribunnews.com Network), kedua orang mahasiswa itu adalah Muhammad Fadhli (20) warga Tamansari Hijau, Gang 004 No 1 RT 001, RW 003, Tiban Baru, Sekupang, Batam dan Syaits Asyam (19) warga Jetis RT 013, RW 013 Caturharjo, Sleman, Yogyakarta.
Menurut Kapolsek Tawangmangu, AKP Riyanto, meninggalnya kedua korban tersebut karena hipotermia (kedinginan).
Korban Muhammad Fadhli meninggal pada Jumat (20/1/2017) dalam perjalanan saat dibawa ke Puskesmas Tawangmangu.