Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, KAYONG UTARA- Kawasan wisata Pantai Pulau Datok menjadi satu di antara destinasi wisata yang mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal, terutama pada saat hari libur nasional.
Namun sayangnya, keindahan alam di Pantai Pulau Datok tak diimbangi dengan pengaturan lokasi parkir kendaraan pengunjung.
Jalur akses jalan aspal yang dibangun pemerintah tak begitu lebar dan hanya dapat dilintasi kendaraan roda empat.
Namun wisatawan yang sejak pagi berdatangan, kerap memarkir kendaraan roda dua dan empat di bahu jalan akses, sehingga membuat jalan akses semakin sempit.
Padahal, pemerintah telah menyiapkan lokasi parkir yang masih di sekitar kawasan wisata tersebut.
Pengaturan parkir di kawasan Pantai Pulau Datok, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara hingga kini masih belum ada.
Baik pemerintah daerah maupun swasta hingga kini belum ada yang khusus mengatur perparkiran di kawasan ini.
Kondisi ini, cukup dikeluhkan warga dan pengendara lainnya. Pada Minggu (5/2/2017) lalu, bahkan terjadi insiden seorang pengendara sepeda motor yang menabarak pengendara lainnya yang tiba-tiba menghentikan kendaraannya.
Jalan akses yang sempit karena dipadati kendaraan wisatawan yang parkir di bahu jalan, disinyalir menjadi satu di antara penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
Akibatnya tabrakan dua sepeda motor tersebut tak dapat dielakkan. Satu di antara pengendara yang terlibat insiden tersebut enggan menyebutkan namanya, Ia menuturkan saat itu dirinya tidak begitu laju memacu kendaraannya saat melintasi kawasan pantai.
Namun ia seketika terkejut, saat seorang pengendara lain yang berada di depannya, tiba-tiba saja menghentikan sepeda motornya di di tengah jalan.
Jarak yang begitu dekat, membuatnya tak dapat menghindari kecelakaan tersebut, karena tidak ada celah baginya untuk menghindar. Di bahu jalan ada kendaraan wisatawan terparkir.
"Saya waktu itu pakai motor tidak laju, hanya saja tiba-tiba ada motor yang berhenti ditengah. Saya jadi tidak bisa menghindar, jadilah tabrakan itu. Jalan sempit, karena banyak mobil yang parkir di jalan, jadi saya sulit untuk menghindar," ungkapnya.
Ia menyarankan, dinas terkait diharapkan segera mengatur lahan parkir di kawasan wisata tersebut. Karena banyak sepeda motor dan mobil wisatawan yang parkir sembarangan di bahu jalan. Kepadatan kendaraan ini, terutama pada saat hari-hari libur dan akhir pekan.
"Kalau dinas tidak bisa mengurusnya, baiknya serahkan kepada pihak ke tiga. Agar pada hari libur ada yang khusus mengurus parkir."
" Jadi sebenarnya ini bukan masalah baru, sudah sering terjadi. Jadi seakan-akan pihak yang berwenang mengurus permasalahan ini tutup mata," jelasnya.
Ia menyayangkan, luasnya lahan parkir yang telah disediakan sejak digunakan pada saat digelarnya Sail Selat Karimata 2016, tak dimanfaatkan wisatawan.
"Kan itu lahannya lumayan luas, saya rasa lahan sebesar itu cukup luas kalau digunakan untuk parkir mobil dan motor. Jadi tidak ada lagi yang parkir di jalan," ucapnya.
Saat akan dikonfirmasi, pihak Dinas Perhubungan Kayong Utara belum dapat dihubungi.
Satu di antara tokoh masyarakat Kayong Utara, Abdul Rani menggapi permasalahan ini. Ia mengakui memang pada saat hari libur, terutama libur akhir pekan, masyarakat cukup ramai mengunjungi kawasan Pantai Pulau Datok.
Tak adanya pengaturan parkir, menyebabkan banyaknya wisatawan yang memarkir kendaraannya dibahu jalan, sehingga menimbulkan kemacetan dan penyempitan jalan.
"Kalau kami lihat, mana tidak sempit dan macet, karena kendaraan motor dan mobil parkirnya dibahu jalan."
"Walau dipinggirkan, tapi kan jalan itu menjadi sempit. Sudahlah jalan di pantai itu sempit, ditambah lagi menjamurnya parkir kendaraan disitu."
"Saya heran memangnya Pemda tidak dapat menangani, ini sudah menjamur, jadi jangan hanya pada saat Sail Selat Karimata saja parkir dikhususkan," ungkapnya, Selasa (7/2/2017).
Abdul Rani menyarankan, sebaiknya Pemda menyerahkan kepada pihak ketiga dalam mengurus parkir di Pantai Pulau Datok, jika tak mampu menangani parkir di kawasan tersebut.
"Jadi cari saja pihak ke tiga yang ada di Kayong Utara, pasti ada yang mau mengurus. Jangan hanya pada saat Sail kemarin saja terlihat tertata."
"Tinggal tentukan saja berapa tarif yang harus disetor ke kas Pemda. Saya masih ingat apa yang dikatakan pak Presiden Joko Widodo kemarin pada saat Sail Selat Karimata."
"Jangan sampai pantai ini tampak rapi dan tertata menjadi seremonial belaka. Tidak ada tindak lanjutnya, dan ini bisa saja terjadi hanya seremonial saja."
"Hal ini terlihat dari tidak ada yang menagtur parkiran kalu ramai. Para pedagangpun terlihat kurang tertata. Jadi menurut saya masih lambat dalam penataannya," urainya.
Jika hendak ditangani Pemda KKU, Abdul Rani menyarankan kepada pihak dinas yang terkait menangani bidang ini, untuk dapat memanfaatkan lahan parkir yang sudah ada, yang dibangun pada saat Sail Selat Karimata 2016 lalu.
"Kalau masuk di pantai bagian kanan itukan cukup luas, bisa dijadikan lahan parkir. Pengunjung dapat parkir disitu dan ditata rapi selanjutnya bisa jalan kaki, jadi kan kelihatan rapi."
"Parkir saja motor dan mobil disitu. Kalau untuk warga yang punya rumah di dalam, mungkin bisa dikhususkan. Karena mereka ada tempat tinggal disitu," sambungnya.