TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Rusmiyati (43) warga Desa Sumbergandu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun tak pantang menyerah mengurus kedua anaknya yang lumpuh.
Anak pertamanya bernama Eko Suprianto. Ia lumpuh total dan meninggal saat menginjak usia tujuh tahun.
Sedangkan anak ketiganya, Ananda Tria Rista Dianty (13) yang biasa disapa Arista tergolek lemah tak berdaya sejak berumur dua tahun.
"Arista lahir dan tumbuh layaknya bayi normal pada umumnya. Waktu umurnya setahun masih normal. Ketika umurnya dua tahun, tulang kaki dan tangannya mulai bengkak. Kalau di-rontgen, tulangnya seperti patah," kata Rusmiyati di kediamannya, Senin (13/3/2017).
Baca: Bocah Kelas 4 SD Ini Sendirian Rawat Ayahnya yang Lumpuh, dari Mencuci, Memasak, hingga Memandikan
Berbeda dengan kondisi kakak dan adiknya, anaknya nomor dua, Adelia Dwi Rahmawati (15) tumbuh biasa seperti anak-anak normal. Bahkan Adelia kini sudah duduk di bangku kelas tujuh Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Persoalan yang mendera dua anaknya itu pernah dikonsultasikan ke dokter.
Dokter mendiagnosa sakit yang diderita anaknya karena faktor genetik atau perkawinan sedarah.
Namun, Rusmiyati beranggapan lain. Ia dan suaminya saudara jauh.
Ia menduga, anak keduanya bisa tumbuh normal karena mengonsumsi susu formula.
Duka tak berhenti sampai disitu. Tahun 2009, Rusmiyati bercerai dengan suaminya.
Baru di tahun 2015, ia menikah dengan pria yang lebih muda bernama Jumino (36).
Untuk menghidupi dua putrinya, Rusmiyati menjadi buruh di warung nasi goreng dengan upah Rp 25 ribu per hari.
Sedangkan sang suami, menjadi buruh tani dengan upah Rp 50 ribu per hari. Itupun bila ada orang yang memakai tenaganya.