News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

DKN Garda Bangsa Gelar MKK di 22 Kabupaten dan Kota se-Jatim

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) yang dibuka Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa pada awal Maret lalu mendapàt sambutan luar biasa dari santri seluruh Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Sejak dibuka Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa pada awal Maret, Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) mendapàt sambutan luar biasa dari santri seluruh Indonesia.

Hal tersebut dapat dilihat pada penyelenggaraan MKK di kota dan kabupaten di Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar), Sumatera Selatan (Sumsel) serta daerah lainnya.

Di Jatim sendiri babak penyisihan akan dimulai pada tanggal 2 April 2017. Bertempat di 22 kota Dan kabupaten se-Jatim.

Babak penyisihan akan digelar di beberapa lokasi antara lain, Kota Kediri bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo pada Senin10 April 2017, Kabupaten Bangkalan, bertempat di Halaman Kantor DPC PKB Bangkalan pada Jum’at 14 April 2017, Kabupaten Nganjuk bertempat di Kantor DPC PKB kabupaten Nganjuk (Graha Gus Dur) pada Selasa 4 April 2017, Kabupaten Gresik bertempat di Aula PCNU Gresik pada Jumat 14 April 2017, Kabupaten Lumajang, bertempat di Ponpes Darun Najah Petahunan Lumajang pada Rabu 12 April 2017 dan Kabupaten Jember bertempat di PP Nurul Falah Kecamatan Jenggawah pada Sabtu, 8-9 April 2017.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar mengatakan kitab kuning merupakan khazanah literatur Islam yang memiliki kandungan dan peran strategis dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

"Bahkan jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka. Melalui Karya tulis terbaiknya para ulama telah menjadi inspirasi dan referensi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Salah satu ulama besar tersebut adalah Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah yang pernah menjadi imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20," tutur pria yang biasa disapa Gus Halim itu, Sabtu (1/4/2017).

"Dia memiliki peranan penting di Mekkah al-Mukarramah dan di sana menjadi guru para ulama Indonesia. Melalui Karya-karya, seperti: Hasyiyah An Nafahat ‘ala Syarhil Waraqat lil Mahalli, Al Jawahirun Naqiyyah fil A’malil Jaibiyyah, Ad Da’il Masmu’ ‘ala Man, Syekh Ahmad Khotib telah menjadi maraji banyak ulama yang hidup setelahnya. Tidak hanya di Arab namun juga di Indonesia," kata Gus Halim menambahkan.

Gus Halim berkata, sejarah telah mencatat bahwa kitab kuning, pesantren dan para santri adalah simbol perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.

"Di Jatim kontruksi berpikir para santri, pesantren, kitab kuning masih menjadi landasan utama terhadap lahir dan tumbuh kembangnya Islam Nusantara yang ramah dan toleran serta dijadikan landasan dalam memupuk jiwa nasionalisme para santri," ujarnya.

Gus Halim menambahkan, arti penting MKK adalah menguatkan kembali eksistensi kesantrian di Indonesia.
Senapas dengan pernyataan Gus Halim, Ketua Dewan Koordinasi Wilayah (DKW Garda Bangsa) Provinsi Jatim, Ka’bil Mubarok berkata, MKK yang digelar Garda Bangsa ini merupakan kegiatan rutin yang digelar untuk meningkatkan kemampuan para santri dan anak muda terhadap penguasaan khazanah Islam yang ramah dan anti radikalisme.

"Dalam MKK peserta diajarkan adab atau akhlak yang baik. Sehingga mereka tidak hanya dibekali pengetahuan namun juga perilaku yang baik," tuturnya.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim itu berkata,selain menyelenggarakan babak penyisihan, semifinal dan final, Garda Bangsa juga mengadakan Halaqoh dan seminar Kitab Kuning ‘Goes to Campus’ yang bertujuan mendekatkan anak-anak muda dengan literasi kitab kuning.

"Sekaligus mengupas pendangan khazanah Islam klasik (kitab kuning) dalam menjawab fenomena Hoax, radikalisasi dan ideology trans-nasional, serta pandangan-pandangan politik kenegaraan," ujarnya.

Di tempat terpisah, Ketua Umum DKN Garda Bangsa, Cucun Ahmad Syamsurijal menegaskan, kegiatan seminar kitab kuning goes to campus akan kita gelar di beberapa Kampus: UI, Unair, Undip, ITB. UGM.

"Kampus-kampus tersebut dipilih untuk mengahdirkan ‘wacana tanding’ atas dominasi pemahaman Islam garis keras yang selama ini tumbuh subur dikampus kampus umum," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini