Baca: Kisah Pencari Getah Gaharu Bertemu Suku Mante, Ciri-ciri ini yang Saya Lihat
Ciri-ciri suku Kemang, antara lain tinggi tidak lebih dari semeter, berperawakan kerdil namun tegap, kulit putih, dan gerakannya lincah sehingga ketika bertemu manusia secepat kilat akan lenyap masuk ke dalam hutan.
Kemudian tidak berpakaian serta telapak kakinya terbalik, seolah berjalan mundur.
Untuk ciri terakhir, konon merupakan trik bangsa Kemang menghilangkan jejak dari kejaran manusia umumnya.
Dikisahkan, suku Kemang kerap dijumpai ketika musim panen padi sawah di daerah Suka Makmur, Teluk Ambu, Rantau Gedang, Pasir Terendam serta pesawah lainnya di daerah pinggir sungai medio 1930-an sampai 1980-an.
Warga percaya bahwa orang Kemang datang ke sawah lantaran sama seperti manusia lain suka makan nasi.
Konon ada orang yang berteman dengan suku Kemang, pernah diberi kodon.
Kodon merupakan periuk tempat menanak nasi milik bangsa Kemang yang berbahan kuningan.
Kodon ini ukurannya kecil, tetapi nasi yang dimasak di dalamnya selalu cukup, berapa pun jumlah orang yang makan.
Para leluhur orang Aceh Singkil memercayai bahwa suku Kemang bisa menjaga sawah mereka dari gangguan hama seperti monyet dan babi.
Untuk itulah, menjelang padi bunting warga akan menggelar kenduri adat dengan mamasak kue apam, makanan kesukaan orang Kemang sebagi cara mamanggilnya supaya datang menjaga sawah.
Ritual pemanggilan dilakukan orang-orang yang bisa berkawan dengan suku Kemang, seperti Nenek Aceh.
“Nenek Aceh yang biasa memanggil orang Kemang, dengan menaruh appam dekat sawah. Besoknya akan dilihat oh sudah datang, maka tenanglah, padi tidak akan digganggu hama,” jelas Buya Jalaluddin.
Baca: Mengungkap Fakta-fakta Suku Mante yang Diduga Tertangkap Kamera di Hutan Pedalaman Aceh