Namun Buti mengaku tidak mendengar perkataan Nuzul seperti itu. Buti mengatakan, ketika itu hanya mendengar perkataan Nursyahbana yang menyuruh tim untuk segera menemui Bambang menanyakan jumlah uang yang akan diberikan terkait pembahasan APBD.
Atas desakan kawan-kawan di banggar, Buti, Hajin dan Ikhwani menemui Bambang pada hari itu juga.
Mereka menyampaikan maksud kedatangannya untuk menanyakan tunjangan dewan dan jumlah uang lelah pembahasan APBD.
Ketika itu, kata Hajin, Bambang meminta DPRD untuk membahas saja RAPBD. Tim lobi lalu menyampaikan hasil pertemuan tersebut.
Ternyata beberapa anggota banggar seperti Agus Munada, Nuzul Irsan dan Nursyahbana tidak puas.
Hajin mengutarakan, Agus malah menganggap tim lobi tidak punya kualitas sehingga dinilai gagal.
Akhirnya disepakati tim lobi kedua untuk menghadap Bambang. Mereka adalah Buti, Hajin, Aris Budianto, Herwansyah, dan Sunu.
Tim lobi kedua kembali menghadap Bambang di ruang kerja Bambang. Pada saat itulah, Bambang naik pitam.
“Saya bilang ke bupati bahwa kami diutus banggar dan banggar tidak mau bahas anggaran kalau tidak ada kejelasan soal uang (lelah pembahasan APBD),” jelas Herwansyah.
Mendengar hal tersebut, Bambang marah. Nada suaranya meninggi sambil menunjuk-nunjuk Sunu.
“Apa kalian tidak melihat kalau Bupati Banyuasin ditangkap KPK sama DPRD nya. Saya tidak mau ditangkap KPK. Saya tidak mau di Bupati Banyuasin kan,” kata Herwansyah menirukan ucapan Bambang ketika itu.
"Perjalanan karir saya masih jauh masih panjang. Siapa tahu saya mau nyalon gubernur. Tolong Kasih tahu kawan-kawan (DPRD) tidak usah macam-macam."
"Itu sudah tugas dan kewajiban kalian membahas anggaran. Kalau kalian tidak mau membahas ya sudah tidak masalah. Saya pakai APBD lama,” lanjut Herwansyah mengulangi perkataan Bambang.
Karena situasi panas, Hajin mengalihkan pembicaraan mengenai tunjangan kesejahteraan dewan.