Politisi asal Papua ini mengatakan bahwa pihaknya menyewa pesawat tersebut selama satu tahun dan dapat diperpanjang pada tahun berikutnya.
"Kita sewa setahun, nanti kita lihat diperpanjang atau tidak nantinya," paparnya.
Kardinal menyebutkan, biaya sewa pesawat tersebut sejumlah 50.000 dollar AS (sekitar Rp 665 juta dengan kurs Rp 13.300 per dollar AS) per bulan.
Namun, jelas dia, uang sewa baru dibayarkan apabila pesawat dipakai untuk terbang.
"Setiap bulan biaya sewa 50.000 dollar AS. Kalau dipakai baru dibayar, jika enggak dipakai ya enggak bayar," ucapnya.
Dia juga membantah isu bahwa pesawat tersebut berhubungan dengan rekomendasi maju cagub kepada Sudikerta di Pilgub Bali 2018.
Ia mengatakan, pihaknya melakukan upacara melaspas karena kebetulan pesawat itu sedang berada di Bali usai diantarkan oleh perusahaan persewaan pesawat tersebut dari hanggarnya di Kanada.
"Itu kan kebetulan saja pesawatnya pas di Bali, jadi jangan dikait-kaitkanlah dengan Pilgub," jelasnya.
Selain itu, dengan melaspas, pihaknya berharap agar pesawat tersebut mendapat keselamatan selama dipakai oleh jajaran DPP Golkar.
"Kita ini kan orang Indonesia, jadi kalau orang Jawa ada ruwatan, ya diBali ini diupacarai serupa juga, biar diberi keselamatanlah," ujar Kardinal.