Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Kepala BPH Migas, Dr Ir Fanshurullah Asa MT mengungkapkan, pihaknya akan mendorong pembangunan pipa gas, dari Natuna ke kawasan Kalimantan.
"Migas ini sesuatu hal yang agak tertutup dan tidak semua orang memahami lebih rinci. Tetapi intinya, salah satu yang saya ingin bangun di Kalbar nanti, dan ini tugas BPH Migas."
"Kami akan bangun pipa dari Natuna masuk ke Kalbar, itu ada sekitar 500 kilometer, dari Kalbar nanti masuk ke Kalteng itu 1000 kilometer, dari Kalteng itu masuk ke Kalsel sekitar 200 kilometer."
"Ini sudah ada di dalam namanya Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional, jadi sudah ada Permen-nya (Peraturan Menteri) dan ini amanah Undang-undang Migas yang akan kami lelang, dan satu rupiah pun tidak ada pakai APBN, ini semua investasi, investor masuk silahkan bangun," ungkapnya saat berpidato pada syukuran bersama 'Dari Kalbar Untuk Indonesia', atas terpilihnya Dr H Oesman Sapta sebagai Ketua DPD RI periode 2017 - 2019, Viryan SE MM sebagai Komisioner KPU RI periode 2017 - 2022, serta dirinya sebagai Kepala BPH Migas periode 2017 - 2022, di Grand Ballroom Hotel Mahkota Pontianak, Jalan Sidas, Pontianak, Sabtu (29/4/2017) malam.
Lanjutnya, pihaknya sudah melihat dan menyusun, hingga nantinya akan melaksanakan lelang pembangunan pipa tersebut. Hal ini diakuinya sudah dikomunikasikannya dengan Ketua DPD RI, Dr Oesman Sapta.
"Kami akan lelang, ini sudah kami lihat, sudah kami susun. Saya sudah sampaikan dengan Pak Oesman Sapta juga sebagai Ketua DPD RI, ini ada sekitar sampai 2025, puluhan investasi yang akan kami bangun di BPH Migas itu sekitar 235 triliun di seluruh Indonesia, termasuk untuk Kalbar tadi lebih kurang sekitar 35 triliun," paparnya.
Fanshurullah menjelaskan, kenapa harus dibangun pipa gas tersebut. Pertama, harga gas jauh lebih murah dari pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Jadi harga gas itu 50 persen dari BBM. Semua industri kita, PLN, kemudian industri, pabrik dan sebagainya. Itu masih menggunakan yang namanya High Speed Diesel atau BBM seperti solar."
"Itu satu hari kita impor 750 ribu barel, bayangkan jika itu dikalikan dengan harga Rp 10 ribu saja, berapa uangnya. Padahal gas kita ada, Natuna itu setiap detik mengalir gas dibawa ke Singapura, dengan harga gas yang murah. Nah kenapa, ini sudah ada rencana induk, gas itu lebih murah, kok malah di ekspor."
"Kalau ini bisa kita bangun di Indonesia, maka yang akan terjadi kita akan mengalami efisiensi, ndak perlu lagi kita impor BBM," jelasnya.
Yang kedua, dengan begitu nantinya akan memunculkan pertumbuhan ekonomi baru di Kalbar.
"Semua kabupaten/ kota bisa kita dorong, bagaimana industri muncul di Kalimantan. Bahkan kalau misalnya Presiden Jokowi itu, seperti amanahnya atau semangatnya Pak Soekarno untuk memindahkan ibukota pemerintahan ke Kalteng, kita sudah siapkan energi gasnya."
"Jadi tidak ada yang impossible, menurut saya lambat atau cepat, memindahkan ibukota pemerintahan ke Kalteng, saya yakin akan menjadi satu kenyataan, dan kalau Kalteng tidak sanggup, saya yakin Kalbar pun sanggup," tegasnya.
Diakhir pidatonya, Fanshurullah memohon doa dari segenap warga masyarakat Kalbar, agar amanah yang diembannya saat ini, dapat ia jalankan dengan sebaik-baiknya.
"Saya mohon doa selamat. Selamat dulu baru syukuran. Selamat dulu baru kita bahagia, baru kita senang. Saya mohon doa, betul-betul dari hati bapak/ ibu semua, karena setiap detik, setiap jam dan setiap hari pasti ada godaan yang luar biasa di bidang Migas ini. Saya mohon doa, mudah-mudahan saya diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk melaksanakan amanah ini," ucapnya.