Laporan Wartawan Tribun Timur, Muslimin Emba
TRIBUNNEWS.COM, TAMALATEA - Opertor stasiun pengisian bahan bakar umum menanggung risiko besar, tak hanya omelan, mereka juga berpotensi jadi korban penganiayaan.
Lihat saja Hasrul (21). Kurang baik apa dirinya memberitahu jika BBM jenis premium habis kepada seorang pengendara yang hendak mengisi premium.
"Sudah habis pak," terang Hasrul, operator SPBU di Kampung Boyong, Kelurahan Tonrokassi Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Minggu (30/04/2017) malam.
Kesal tidak mendapatkan bensin, pengendara yang tak diketahui identitasnya itu berkata dengan nada meninggi, "Pertamina apa ini." Begitu ucapan pengendara yang Hasrul ingat.
Hasrul balik bertanya maksud pengendara tadi. Kali ini emosi pengendara sudah mulai memuncak dengan meningkahi pertanyaan Hasrul.
"Apa kamu bilang?" begitu katanya.
Sekitar 20 menit berselang, pengendara yang sebelumnya terlibat cekcok mulut dengan Hasrul kembali mendatangi SPBU membawa rekannya.
Pengedara itu bersama rekannya lansung memukul Hasrul menggunakan tangan kosong. Akibatnya, Hasrul mengalami pendarahan di mulut.
Hasrul pun melaporkan kejadian pengeroyokan dirinya ke Polsek Tamalatea dengan nomor LP 112/IV/2017/Polda Sulsel/Rest Jeneponto/Sek Tamlatae.