News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gerakan Anti Radikalisme Berdoa di Kamar Nomor 77 Hotel Inna Bali Tempat Bung Karno Sering Menginap

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gerakan Anti Radikalisme (GRAK) menggelar doa bersama untuk menguatkan semangat nasionalisme di kamar nomor 77 Hotel Inna Bali, Jalan Veteran, Denpasar, Kamis (18/5/2017). TRIBUN BALI/RIZAL FANANY

Istana Tampak Siring, kata Aridus, mulai dibangun pada 1957 dan baru rampung pada tahun 1963.

"Istana Tampak Siring baru rampung dibangun pada tahun 1963," kata Aridus di sela-sela doa bersama kemarin.

Ternyata, tak hanya Bung Karno yang senang menginap di Hotel Inna Bali.

Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta alias Bung Hatta semasa menjabat juga sering menginap di sana.

Akan tetapi, kamar Bung Hatta terletak di sisi selatan, yakni kamar nomor 55.

Dalam pandangan Aridus, tempat menginap kedua Prokamator RI tersebut mengambil konsep Luang-Teben secara budaya Bali.

Baca: Pelajar SMA Tewas Mendekap Ibunya yang Sekarat

"Bung Karno menginap di kamar nomor 77 yang berada di sisi utara, sedangkan Bung Hatta di kamar nomor 55 di sisi selatan. Jadi semacam ada konsep Luang-Teben atau Utara-Selatan. Utara itu Luang, Teben itu hilir," jelasnya.

Aridus menjelaskan saat Bung Karno mengunjungi Bali dan menginap di kamar nomor 77, seringkali pihak hotel menyediakan berbagai pertunjukan kesenian tradisional Bali, seperti Tari Legong atau Janger.

Bahkan para penari tersebut digilir untuk mementaskan pertunjukannya, dan berasal dari perkumpulan (sekehe) kesenian yang ada di Denpasar.

"Kenapa diberi kamar, karena kedatangan Bung Karno sangat sering sekali ke Bali. Sehingga seringkali ada pertunjukan di hotel ini. Kalau tidak Legong ya Janger," jelasnya.

Selain Bung Karno dan Bung Hatta, beberapa tokoh tenar pernah pula menginap di kamar tersebut.

Sebut saja aktor komedi Hollywood terkenal, Charlie Chaplin, dan Muriel Stuart Walker yang terkenal dengan nama K’tut Tantri--seorang wanita Amerika kelahiran Isle of Man (Skotlandia) yang bersimpati kepada perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

K’tut Tantri kemudian membuat memoar mengenai kehidupan dirinya dalam membantu kemerdekaan Indonesia yang diberi judul Revolt in Paradise pada tahun 1960, yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Revolusi di Nusa Damai di 1965.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini