Ia diminta berada di Turki selama 30 hari lebih, yaitu 22 Mei hingga 24 Juni mendatang.
"Di Turki saya merasa sangat dihargai dengan penyambutannya hingga keramahan orang-orangnya," ujar pria yang saat ini bekerja sebagai tenaga honorer di Kantor Camat Krueng Barona Jaya, Aceh Besar itu.
Dari Turki, Takdir mengabarkan, kunjungan tahun ini menjadi sangat spesial, karena begitu mendarat di Bandara Esenboga, Ankara, ia langsung diminta membacakan Alquran pada penutupan Turkey International Holy Quran Memorization and Recitation Competition di Istana Erdogan.
Ajang yang dua tahun lalu ia menjadi pemenang hingga membesarkan namanya.
Takdir yang lahir pada 20 Juli 1986 di Gampong Lampuuk Darussalam, sejak kecil sudah akrab dengan Alquran.
Saat itu, ia kerap mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) antar tempat pengajian hingga gampong (kampung).
Saat menduduki bangku perkuliahan di Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry, ia mewakili Aceh mengikuti MTQ Mahasiswa di Pontianak pada 2007.
Ia meraih Juara III, yang menjadi prestasi pertamanya di luar daerah.
Pria yang sudah tidak memiliki ayah sejak balita ini, banyak belajar membaca Alquran di pengajian Masjid Raya Baiturahman, Banda Aceh, saat itu ia masih duduk di bangku SMP.
Selain juga ditempa pada pengajian di gampongnya.
Ia mengaku saban siang menempuh perjalanan dari Darussalam ke Masjid Raya, dengan menumpang labi-labi demi mendalami kemampuan membaca Alquran.
Saat ini, sejumlah ajang MTQ sudah pernah ia torehkan prestasi, seperti Juara MTQ Dunia Melayu Dunia Islam di Melaka, Malaysia (2013).
Dia juga pernah menjadi juara tiga MTQ Antarbank se-Indonesia di Palembang (2013), juara harapan dua STQ Nasional di Bangka Belitung (2013), dan Juara Harapan III MTQ Nasional di Batam, Kepulauan Riau pada 2014. (muhammad nasir)