"Dua bulan lebih kita selidiki, karena bandarnya yang di Medan pesan sabu ke Malaysia, begitu barang sampai di Pelabuhan Belawan dijemput oleh kaki tangan bandar," ungkap Edi, di Rumah Sakit Bhayangkara, Minggu (4/6)
Penangkapan terhadap kaki tangan bandar tersebut terjadi ketika para pesuruhnya tengah melintas di kawasan Tol Tanjung Mulia.
"Begitu petugas mengeledah kendaraan tersangka, maka ditemukan sabu dan selanjutnya dilakukan pengembangan dan hasilnya tertangkap total empat orang pelaku," jelasnya.
Mereka yang tertangka berinisial MSL, AJ, SF dan ZKL. Sedangka bandar yang memesan narkoba ke Malaysia berinisial SS kini masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Komitmen Kapolda
Rencana pergantian Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara dari Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel ke Irjen Pol Paulus Waterpauw tidak akan mengubah kebijakan Polda Sumut dalam memberantas narkoba.
Rycko mengatakan segala kebijakan yang telah ditetapkan di Polda tidak akan berubah. Hanya pemimpinnya saja yang bertukar, sehingga memerangi narkoba tetap menjadi priorotas.
"Yang pindah bukan kapolda, tapi saya Rycko. Jadi komitmen memerangi narkoba tetap berjalan dengan pejabat baru," sebut Rycko usai paparan pengungkap kasus narkoba yang mewaskan dua bandar narkoba asal Aceh di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Jalan Wahid Hasyim, Minggu (4/6).
Komitmen itu tetap berjalan, sebab kepolisian ingin melindungi warga, melindungi peradaban dan ingin menjaga generasi bangsa Indonesia dari bahaya laten narkoba.
"Kita (polisi) tidak mau generasi rusak karena narkoba, lemah, bodoh dan tidak bisa melakukan pembangunan di masa datang, jadi kita sebagai generasi saat ini harus serius memerangi narkoba," tegasnya.(cr8)