Laporan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Melaksanakan ibadah umrah di awal ramadan menjadi impian setiap muslim di dunia.
Namun apa jadinya jika sesampai di tanah suci kita tidak nyaman dan membuat ibadah kita terganggu.
Keadaan ini dirasakan oleh Rizal bersama istri tercintanya.
Menurut Rizal mereka berangkat ke tanah suci dengan menggunakan travel yang ada di Batam yakni Delima Tour.
Dari Batam kita ada 12 orang. Dua diantaranya adalah pemilik travel bersama istrinya sedangkan dari jawa 11 orang jadi totoalnya 23 orang," sebut Rizal.
Lebih lanjut dikatakan Rizal. Semenjak awal ia curiga dengan travel ini yang seolah-olah tidak jelas.
Sebab saat hendak berangkat para jemaah harus diwajibkan untuk suntik namun prosedur untuk penyuntikan sendiri seolah bertele-tele.
"Di sana saya mulai curiga. Saya sempat hendak men-cancel keberangkatan. Tetapi dia terus bujuk saya karena tiket sudah dibeli," terangnya.
Kemudian saat hendak berangkat ke Singapura melalui Pelabuan Batam Centre, rombongan sempat dicegat karena tidak memiliki dokumen yang lengkap.
"Kebetulan saya pernah bertugas di pelabuhan itu. Jadi kami bantulah," sambungnya.
Sesampai di imigrasi Singapura, Rizal juga dicegat di sana dan dimintai keterangan pihak imigrasi namun tidak ada bantuan dari pihak travel.
"Yang sedihnya itu kami sampai di madinah itu sekitar pukul 10.00 dan baru masuk hotel sekitar pukul 15.00 WIB. Kami hanya didudukkan di lorong hotel. Dia entah kemana-mana mau alasannya urus ini itu. Kami juga hanya diberi makan sekali. Jelas sekali kalau travel ini tidak ada kesiapannya," seutnya.
Ia kecewa dengan hal tersebut.