Gadis polos ini hanya bisa pasrah atas nasib yang dialaminya.
Dia tak berdaya dan terpaksa menuruti apa yang diperintahkan pelaku karena diancam.
"Saya takut diancam sama dia (pelaku). Makanya saya diam dan merahasiakan hal ini," ungkapnya.
Sebelum kejadian biadab itu terjadi korban bertemu pelaku saat hendak ke rental komputer mengerjakan tugas sekolah.
Karena sudah malam dan tidak ada rental komputer yang buka pelaku mengajak korban untuk print tugas di kantor travel.
Korban mengenal pelaku saat sedang berjualan buah di daerah Kandat.
Entah apa yang diberikan oleh pelaku, tiba-tiba korban tak sadarkan diri dan tertidur pulas.
Ditengarai melihat korban tak sadarkan diri timbul niat jahat pelaku hingga berujung persetebuhan.
"Saya tidak ingat apa-apa kejadiannya sudah lama. Setelah kejadian itu saya diantar pulang," katanya.
Selanjutnya, korban yang disibukkan dengan try out dan ujian kelas XII kala itu tak menyadari perubahan pada bentuk fisiknya.
Usai ujian UAN korban merasa perubahan perut yang samakin membesar.
Orangtua korban yang curiga mencecar korban hingga menggaku kalau sudah disetubuhi oleh pelaku.
Tak pelak, ayah korban yang enggan disebutkan namanya, melaporkan kejadian ini ke pihak yang berwajib.
"Kemarin mau ke Jakarta diajak pelaku untuk menggugurkan kandungan anak saya. Ya saya nggak terima harus ada pertanggungjawaban," terang ayah korban.