Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj bangga dengan keberagaman masyarakat Bali.
Demikian disampaikan Kiai Said saat menghadiri undangan Pangdam IX Udayana Mayjen Komaruddin Simanjuntak di Garuda Wisnu Kencana pada Selasa (20/6/2017) sore.
Kiai Said mengaku Bali berhasil memperlihatkan begitu eratnya persaudaraan antara umat Hindu, Muslim, Kristen, Katolik, Buddha serta Konghucu.
"Masyarakat Bali sangat dewasa, bermartabat dan berbudaya. Jadi agama itu jangan dijadikan hanya kepentingan sesaat," tegas Kiai Said saat memberikan tausiah dalam buka puasa kebangsaan.
Dikatakan Kiai Said dahulu tasfir Pancasila dimonopoli Pemerintahan. Sehingga masyarakat tidak bisa memaknai sesuai dengan tafsir masing-masing.
Saat ini masyarakat berhak menafsir. Sehingga bagaimana kolaborasi tafsir itu mampu memberikan warna dan pemahaman luas bagi masyarakat Indonesia.
"Tinggal bagaimana kolaborasi dengan memberikan pemahaman yang luas akan Pancasila. Dan Pancasila sangat penting diberikan sejak dini atau anak-anak," ia menegaskan.
Menyangkut gerakan radikal, Kiai Said memastikan NU sudah memberikan masukan terlebih dahulu, dengan banyaknya anak muda Indonesia bergabung ISIS.
Ketika disebut hanya 200 sudah ikut, Kiai Said menyebut secara pribadi datanya lebih banyak dari itu yakni 1200 anak muda.
"Maka dari itu harus ada kewaspadaan terhadap gerakan radikal. Contohlah Filipina dengan ISIS saat ini. Ketika dibom di Suriah dan Irakmaka tujuannya ke Filifiina dan disinyalir akan ke Indonesia," jelas dia.
NU, Kiai Said menambahkan, akan terus bergerak untuk melakukan kontraradikalisasi, dengan memberikan pemahaman kepada umat Muslim Indonesia karena gerakan radikal hanya memecah-belah NKRI.
"Jadi NU akan menjadi garda terdepan untuk menjaga NKRI," Kiai Said menegaskan.